Gempa berkekuatan magnitudo 3,2 yang berpusat di 7.01 LS, 106.83 BT sekitar 14 km Baratdaya Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada Jumat menyebabkan satu rumah di Kampung Caringinngumbang ambruk.
"Hampir seluruh bagian rumah ambruk, tapi beruntung saat kejadian istri dan anak saya sedang berada di rumah neneknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian," kata pemilik rumah Soni Ardianto di Sukabumi, Jumat.
Informasi yang dihimpun dari pemilik rumah, setelah gempa terjadi dirinya keluar rumah untuk memberi pakan dan memeriksakan kondisi ikannya, namun hanya beberapa menit berselang ia keluar dari rumahnya, seketika rumahnya ambruk.
Meskipun tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, pemilik rumah masih trauma mengingat jika dirinya saat itu tidak keluar untuk melihat kondisi ikan yang diternaknya, tidak tahu bagaimana nasibnya saat itu.
Belum lagi, apalagi anak dan istrinya saat itu berada di rumahnya tidak diketahui bagaimana kondisinya sekarang.
Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri dan TNI sudah meninjau lokasi dan mendata kerusakannya.
"Kerugian belum bisa dihitung, tetapi perkiraan lebih dari Rp10 juta, namun dari musibah ini kami sekeluarga masih mendapatkan perlindungan dari Allah SWT sehingga tidak ada yang mengalami luka apalagi sampai ada korban jiwa," tambahnya.
Sementara, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi Suranto Sumowryo mengatakan pihaknya sudah menugaskan personelnya untuk melakukan assessment dan mendata kerusakannya. Dalam waktu dekat bantuan darurat akan segera disalurkan.
Ambruknya rumah yang berada di Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong tersebut juga disebabkan kondisi bangunan yang rangkanya sudah lapuk, untuk sementara seluruh korban mengungsi ke rumah keluarganya terdekat.
Baca juga: 804 gempa tektonik terjadi selama Agustus 2020
Baca juga: 1.927 bencana alam terjadi sepanjang Januari-Agustus
Baca juga: BMKG: Gempa magnitudo 5,2 di barat daya Pangandaran tidak berpotensi tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Hampir seluruh bagian rumah ambruk, tapi beruntung saat kejadian istri dan anak saya sedang berada di rumah neneknya yang tidak jauh dari lokasi kejadian," kata pemilik rumah Soni Ardianto di Sukabumi, Jumat.
Informasi yang dihimpun dari pemilik rumah, setelah gempa terjadi dirinya keluar rumah untuk memberi pakan dan memeriksakan kondisi ikannya, namun hanya beberapa menit berselang ia keluar dari rumahnya, seketika rumahnya ambruk.
Meskipun tidak ada korban jiwa pada peristiwa ini, pemilik rumah masih trauma mengingat jika dirinya saat itu tidak keluar untuk melihat kondisi ikan yang diternaknya, tidak tahu bagaimana nasibnya saat itu.
Belum lagi, apalagi anak dan istrinya saat itu berada di rumahnya tidak diketahui bagaimana kondisinya sekarang.
Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Polri dan TNI sudah meninjau lokasi dan mendata kerusakannya.
"Kerugian belum bisa dihitung, tetapi perkiraan lebih dari Rp10 juta, namun dari musibah ini kami sekeluarga masih mendapatkan perlindungan dari Allah SWT sehingga tidak ada yang mengalami luka apalagi sampai ada korban jiwa," tambahnya.
Sementara, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi Suranto Sumowryo mengatakan pihaknya sudah menugaskan personelnya untuk melakukan assessment dan mendata kerusakannya. Dalam waktu dekat bantuan darurat akan segera disalurkan.
Ambruknya rumah yang berada di Kelurahan Benteng Kecamatan Warudoyong tersebut juga disebabkan kondisi bangunan yang rangkanya sudah lapuk, untuk sementara seluruh korban mengungsi ke rumah keluarganya terdekat.
Baca juga: 804 gempa tektonik terjadi selama Agustus 2020
Baca juga: 1.927 bencana alam terjadi sepanjang Januari-Agustus
Baca juga: BMKG: Gempa magnitudo 5,2 di barat daya Pangandaran tidak berpotensi tsunami
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020