Kehadiran sejumlah kendaraan listrik dan hibrida (hybrid) di Indonesia kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai tantangan dan kesiapan infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Menurut Presiden Direktur Nissan di Indonesia, Isao Sekiguchi, menyiapkan infrastruktur dan ekosistem terpadu ini tak bisa dilakukan dalam waktu singkat, dan membutuhkan kolaborasi antarpihak.
"Di Jepang pun, kami membutuhkan waktu untuk membangun (infrastruktur) ini. Salah satu kunci utama adalah kolaborasi antarpihak," kata Sekiguchi melalui wawancara eksklusif bersama ANTARA, Kamis (3/9).
Sekiguchi berpendapat bahwa pembuat mobil tidak bisa menyediakan segalanya untuk membangun ekosistem kendaraan listrik. Peran pemerintah, hingga perusahaan listrik seperti PLN juga menjadi kunci utama agar ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik bisa terbangun.
Lebih lanjut, ia mengatakan adanya pilot testing atau uji coba kendaraan listrik dan pendukungnya bisa menjadi opsi. Saat ini, sudah ada pembicaraan antara pemerintah Jepang dan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.
"Ada pembicaraan dengan pemerintah Jepang dan Indonesia tentang pilot testing. Misalnya ada beberapa EV, dilakukan tes di sejumlah area, dan kita akan lihat apakah charging station yang dibangun di area itu cukup, hingga membuat EV sebagai sumber energi ketika misalnya terjadi bencana," kata Sekiguchi memaparkan.
Melalui pilot testing itu, lanjut dia, pembuat mobil dan pemerintah bisa melakukan studi lebih mendalam dari mobil yang dijadikan contoh, hingga teknologi elektrifikasi apa yang cocok.
Lebih lanjut, Sekiguchi berpendapat, membangun ekosistem kendaraan listrik memang membutuhkan waktu yang tak sebentar, namun, baik pembuat mobil maupun pemerintah juga tidak bisa menunggu saja sampai semua pendukung dirasa tersedia.
"Kita bisa memulai membangun ekosistem kendaraan listrik dengan skala yang kecil, misalnya dimulai dari Jakarta, atau bahkan Pulau Bali terlebih dahulu. Di Jepang, kami membuat tes tersebut di sebuah pulau," kata Sekiguchi.
"Dan dari sisi Nissan sendiri, kami bisa menyediakan produk apa yang cocok untuk Indonesia. Dan studi seperti itu, kami pastikan akan terus berlanjut," pungkasnya.
Baca juga: Indonesia siap jadi produsen kendaraan listrik dan industri baterai lithium
Baca juga: Pemerintah jajaki bermitra dengan Korsel kembangkan kendaraan listrik
Baca juga: PLN: Sudah ada 1.900 SPLU untuk kendaraan listrik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Menurut Presiden Direktur Nissan di Indonesia, Isao Sekiguchi, menyiapkan infrastruktur dan ekosistem terpadu ini tak bisa dilakukan dalam waktu singkat, dan membutuhkan kolaborasi antarpihak.
"Di Jepang pun, kami membutuhkan waktu untuk membangun (infrastruktur) ini. Salah satu kunci utama adalah kolaborasi antarpihak," kata Sekiguchi melalui wawancara eksklusif bersama ANTARA, Kamis (3/9).
Sekiguchi berpendapat bahwa pembuat mobil tidak bisa menyediakan segalanya untuk membangun ekosistem kendaraan listrik. Peran pemerintah, hingga perusahaan listrik seperti PLN juga menjadi kunci utama agar ekosistem dan infrastruktur kendaraan listrik bisa terbangun.
Lebih lanjut, ia mengatakan adanya pilot testing atau uji coba kendaraan listrik dan pendukungnya bisa menjadi opsi. Saat ini, sudah ada pembicaraan antara pemerintah Jepang dan Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.
"Ada pembicaraan dengan pemerintah Jepang dan Indonesia tentang pilot testing. Misalnya ada beberapa EV, dilakukan tes di sejumlah area, dan kita akan lihat apakah charging station yang dibangun di area itu cukup, hingga membuat EV sebagai sumber energi ketika misalnya terjadi bencana," kata Sekiguchi memaparkan.
Melalui pilot testing itu, lanjut dia, pembuat mobil dan pemerintah bisa melakukan studi lebih mendalam dari mobil yang dijadikan contoh, hingga teknologi elektrifikasi apa yang cocok.
Lebih lanjut, Sekiguchi berpendapat, membangun ekosistem kendaraan listrik memang membutuhkan waktu yang tak sebentar, namun, baik pembuat mobil maupun pemerintah juga tidak bisa menunggu saja sampai semua pendukung dirasa tersedia.
"Kita bisa memulai membangun ekosistem kendaraan listrik dengan skala yang kecil, misalnya dimulai dari Jakarta, atau bahkan Pulau Bali terlebih dahulu. Di Jepang, kami membuat tes tersebut di sebuah pulau," kata Sekiguchi.
"Dan dari sisi Nissan sendiri, kami bisa menyediakan produk apa yang cocok untuk Indonesia. Dan studi seperti itu, kami pastikan akan terus berlanjut," pungkasnya.
Baca juga: Indonesia siap jadi produsen kendaraan listrik dan industri baterai lithium
Baca juga: Pemerintah jajaki bermitra dengan Korsel kembangkan kendaraan listrik
Baca juga: PLN: Sudah ada 1.900 SPLU untuk kendaraan listrik
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020