Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mewaspadai potensi curah hujan cukup tinggi di beberapa wilayah di Indonesia pada September dan Oktober 2020.
"Ada beberapa kondisi hujan cukup tinggi selama Bulan September, dan Oktober yang harus diwaspadai," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam konferensi pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin.
Ia mengatakan potensi hujan cukup tinggi yang perlu diwaspadai adalah potensi hujan di wilayah Sumatera bagian utara, kemudian pesisir barat Sumatera, terutama dari pesisir utara hingga barat Sumatera, kemudian Kalimantan Tengah bagian utara dan sebagian Kalimantan Barat.
Berikutnya, potensi hujan cukup tinggi juga perlu diwaspadai di wilayah Sulawesi bagian utara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua bagian tengah.
"Ini yang harus diwaspadai selama September," katanya.
Sementara itu, selain memprediksi potensi hujan cukup tinggi, BMKG juga memprediksi potensi hujan dengan intensitas cukup rendah, antara lain di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, beberapa wilayah lain di Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas yang relatif sedang.
"Yang perlu kita pahami di sini adalah bahwa ini adalah prediksi curah hujan bulanan. Dalam artian, selama periode bulan tersebut, kondisi intensitas curah hujannya kemungkinan bisa rendah menengah atau tinggi," katanya.
Sementara itu, mengingat bahwa periode September merupakan periode peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang dapat ditimbulkan pada periode tersebut, yaitu kemungkinan terjadinya bencana cuaca ekstrem dan curah hujan lebat disertai kilatan petir.
"Ini yang perlu diwaspadai karena secara dinamika atmosfer memang bahwa kejadian-kejadian potensi cuaca ekstrem tersebut umumnya terjadi atau lebih sering terjadi pada peralihan musim. Atau yang kita kenal dengan musim pancaroba," kata Miming.
Baca juga: Indonesia bagian selatan kemarau, di ekuator berpotensi curah hujan tinggi
Baca juga: 64 persen wilayah Indonesia termasuk Jabar memasuki musim kemarau
Baca juga: Hujan deras landa Kota Bogor picu 12 bencana dalam sehari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ada beberapa kondisi hujan cukup tinggi selama Bulan September, dan Oktober yang harus diwaspadai," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam konferensi pers bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara virtual dari Jakarta, Senin.
Ia mengatakan potensi hujan cukup tinggi yang perlu diwaspadai adalah potensi hujan di wilayah Sumatera bagian utara, kemudian pesisir barat Sumatera, terutama dari pesisir utara hingga barat Sumatera, kemudian Kalimantan Tengah bagian utara dan sebagian Kalimantan Barat.
Berikutnya, potensi hujan cukup tinggi juga perlu diwaspadai di wilayah Sulawesi bagian utara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua bagian tengah.
"Ini yang harus diwaspadai selama September," katanya.
Sementara itu, selain memprediksi potensi hujan cukup tinggi, BMKG juga memprediksi potensi hujan dengan intensitas cukup rendah, antara lain di wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, beberapa wilayah lain di Indonesia diperkirakan akan mengalami hujan dengan intensitas yang relatif sedang.
"Yang perlu kita pahami di sini adalah bahwa ini adalah prediksi curah hujan bulanan. Dalam artian, selama periode bulan tersebut, kondisi intensitas curah hujannya kemungkinan bisa rendah menengah atau tinggi," katanya.
Sementara itu, mengingat bahwa periode September merupakan periode peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan di beberapa wilayah, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang dapat ditimbulkan pada periode tersebut, yaitu kemungkinan terjadinya bencana cuaca ekstrem dan curah hujan lebat disertai kilatan petir.
"Ini yang perlu diwaspadai karena secara dinamika atmosfer memang bahwa kejadian-kejadian potensi cuaca ekstrem tersebut umumnya terjadi atau lebih sering terjadi pada peralihan musim. Atau yang kita kenal dengan musim pancaroba," kata Miming.
Baca juga: Indonesia bagian selatan kemarau, di ekuator berpotensi curah hujan tinggi
Baca juga: 64 persen wilayah Indonesia termasuk Jabar memasuki musim kemarau
Baca juga: Hujan deras landa Kota Bogor picu 12 bencana dalam sehari
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020