Sebanyak 129 calon kepala daerah (cakada) dan wakil kepala daerah mengikuti Sekolah Partai PDI Perjuangan selama lima hari dengan digembleng materi yang bernuansa Pancasila, kebangsaan, politik, strategi pemenangan, dan sejarah Indonesia.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di sela-sela Sekolah Partai secara virtual di Jakarta, Jumat, mengatakan, Sekolah Partai ini merupakan tradisi partai untuk memberikan materi sekaligus belajar tentang politik kebangsaan.
Hasto sendiri melihat sejauh ini seluruh calon kepala daerah dari PDIP cukup tertib dengan hadir tepat waktu melalui virtual.
"Tadi sudah dilakukan pengecekan secara acak, dan semuanya menyatakan disiplin, siap mengikuti Sekolah Partai lima hari berturut-turut, yang sebelumnya itu dilaksanakan tujuh hari materi, kami padatkan mengingatkan kondisi pandemi. Meskipun dilaksanakan secara daring, tetapi kedisiplinan itu tetap bersifat mutlak," kata Hasto.
Hasto juga sudah melaporkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait kesiapan Sekolah Partai. Semua cakada, kata Hasto, sudah menyepakati kontrak sekaligus tata tertib Sekolah Partai.
"Mereka siap juga untuk menerima sanksi organisasi apabila tidak mengikuti Sekolah Partai ini dengan sebaik-baiknya. Jadi semua sudah menyatakan siap. Karena ini tradisi kita dalam menjalankan informasi," jelas Hasto.
Hasto menyatakan proses kaderisasi PDI Perjuangan saat ini sudah semakin baik. Pada saat Orde Baru selama 32 tahun, lanjut Hasto, Sekolah Partai ini pasti tidak diizinkan.
"Dan ketika era reformasi, saya masih ingat pada 2002, kaderisasi pertama baru dilaksanakan. Saat itu, Ibu Ketua Umum mengingatkan agar semua kader membangun kesadaran ideologi, kesadaran politik, kesadaran organisasi, kesadaran lingkungan, kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat," jelas Hasto.
Sementara itu, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menambahkan, pihaknya sudah membagikan buku elektronik kepada setiap peserta sebagai pedoman mengikuti Sekolah Partai.
Djarot mengatakan, pihaknya juga mengedepankan sistem digital selama proses pemberian materi Sekolah Partai kepada calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
"Untuk penyelenggaraan Sekolah Partai, ini satu terobosan baru yang juga sebuah proses adaptasi kebiasaan baru bagi kita semua. Di mana, di dalam Sekolah Partai semua peserta bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari seluruh Indonesia mengikuti seluruh materi Sekolah Partai secara daring," jelas Djarot.
Sebanyak 129 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukung PDI Perjuangan mengikuti Sekolah Partai ini. Di antaranya adalah Calon Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono, hingga Calon Bupati Boven Digoel Martinus Wagi. Sekolah Partai gelombang pertama ini dibuka langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Sekjen PDIP: Calon kepala daerah wajib sekolah partai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di sela-sela Sekolah Partai secara virtual di Jakarta, Jumat, mengatakan, Sekolah Partai ini merupakan tradisi partai untuk memberikan materi sekaligus belajar tentang politik kebangsaan.
Hasto sendiri melihat sejauh ini seluruh calon kepala daerah dari PDIP cukup tertib dengan hadir tepat waktu melalui virtual.
"Tadi sudah dilakukan pengecekan secara acak, dan semuanya menyatakan disiplin, siap mengikuti Sekolah Partai lima hari berturut-turut, yang sebelumnya itu dilaksanakan tujuh hari materi, kami padatkan mengingatkan kondisi pandemi. Meskipun dilaksanakan secara daring, tetapi kedisiplinan itu tetap bersifat mutlak," kata Hasto.
Hasto juga sudah melaporkan kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait kesiapan Sekolah Partai. Semua cakada, kata Hasto, sudah menyepakati kontrak sekaligus tata tertib Sekolah Partai.
"Mereka siap juga untuk menerima sanksi organisasi apabila tidak mengikuti Sekolah Partai ini dengan sebaik-baiknya. Jadi semua sudah menyatakan siap. Karena ini tradisi kita dalam menjalankan informasi," jelas Hasto.
Hasto menyatakan proses kaderisasi PDI Perjuangan saat ini sudah semakin baik. Pada saat Orde Baru selama 32 tahun, lanjut Hasto, Sekolah Partai ini pasti tidak diizinkan.
"Dan ketika era reformasi, saya masih ingat pada 2002, kaderisasi pertama baru dilaksanakan. Saat itu, Ibu Ketua Umum mengingatkan agar semua kader membangun kesadaran ideologi, kesadaran politik, kesadaran organisasi, kesadaran lingkungan, kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat," jelas Hasto.
Sementara itu, Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menambahkan, pihaknya sudah membagikan buku elektronik kepada setiap peserta sebagai pedoman mengikuti Sekolah Partai.
Djarot mengatakan, pihaknya juga mengedepankan sistem digital selama proses pemberian materi Sekolah Partai kepada calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
"Untuk penyelenggaraan Sekolah Partai, ini satu terobosan baru yang juga sebuah proses adaptasi kebiasaan baru bagi kita semua. Di mana, di dalam Sekolah Partai semua peserta bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari seluruh Indonesia mengikuti seluruh materi Sekolah Partai secara daring," jelas Djarot.
Sebanyak 129 calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang didukung PDI Perjuangan mengikuti Sekolah Partai ini. Di antaranya adalah Calon Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono, hingga Calon Bupati Boven Digoel Martinus Wagi. Sekolah Partai gelombang pertama ini dibuka langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Sekjen PDIP: Calon kepala daerah wajib sekolah partai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020