Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (19/8), mengatakan ia berharap Arab Saudi akan bergabung dengan perjanjian pemulihan hubungan diplomatik Uni Emirat Arab (UAE)-Israel, yang diumumkan pekan lalu, serta menjalin hubungan baru yang luas.
"Ya," jawab Trump ketika dalam konferensi pers di Gedung Putih ditanya apakah ia berharap Saudi akan bergabung dalam kesepakatan itu.
Berdasarkan perjanjian, yang dibantu Trump, Israel setuju untuk menghentikan sementara rencananya untuk mencaplok daerah-daerah di Tepi Barat yang diduduki.
Perjanjian itu juga menegaskan penentangan terhadap Iran, kekuatan di kawasan yang dianggap UAE, Israel, dan Amerika Serikat sebagai ancaman utama di Timur Tengah.
Dalam pernyataan resmi pertama yang dikeluarkan Saudi sejak perjanjian itu diumumkan, menteri luar negerinya mengatakan pada Rabu bahwa kerajaan Sunni itu tetap berkomitmen soal perdamaian dengan Israel atas dasar Prakarsa Perdamaian Arab 2002.
Arab Saudi, yang tidak mengakui Israel, menyusun prakarsa itu --yang berisi tawaran bahwa negara-negara Arab akan memulihkan hubungan dengan Israel jika Israel mencapai kesepakatan dengan Palestina.
Selain itu, menurut prakarsa tersebut, Israel harus secara penuh menarik keberadaannya dari wilayah yang dicaploknya pada 1967.
Sebelumnya selama konferensi pers, Trump menyebut perjanjian UAE-Israel sebagai kesepakatan yang bagus.
Ia mengatakan "negara-negara yang kita bahkan tidak percaya ingin ikut kesepakatan itu. Ia tidak menyebutkan nama-nama negara yang dimaksud, selain Arab Saudi.
Trump juga mengatakan UAE tertarik untuk membeli jet-jet F-35 buatan Lockheed Martin Co, yang digunakan Israel dalam pertempuran.
"Mereka punya uang dan ingin memesan cukup banyak F-35, kata Trump.
Baca juga: Palestina sebut kesepakatan normalisasi UAE dan Israel "pengkhianatan"
Baca juga: Kalah di DK PBB, Trump tampik ajakan Putin bahas Iran
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Ya," jawab Trump ketika dalam konferensi pers di Gedung Putih ditanya apakah ia berharap Saudi akan bergabung dalam kesepakatan itu.
Berdasarkan perjanjian, yang dibantu Trump, Israel setuju untuk menghentikan sementara rencananya untuk mencaplok daerah-daerah di Tepi Barat yang diduduki.
Perjanjian itu juga menegaskan penentangan terhadap Iran, kekuatan di kawasan yang dianggap UAE, Israel, dan Amerika Serikat sebagai ancaman utama di Timur Tengah.
Dalam pernyataan resmi pertama yang dikeluarkan Saudi sejak perjanjian itu diumumkan, menteri luar negerinya mengatakan pada Rabu bahwa kerajaan Sunni itu tetap berkomitmen soal perdamaian dengan Israel atas dasar Prakarsa Perdamaian Arab 2002.
Arab Saudi, yang tidak mengakui Israel, menyusun prakarsa itu --yang berisi tawaran bahwa negara-negara Arab akan memulihkan hubungan dengan Israel jika Israel mencapai kesepakatan dengan Palestina.
Selain itu, menurut prakarsa tersebut, Israel harus secara penuh menarik keberadaannya dari wilayah yang dicaploknya pada 1967.
Sebelumnya selama konferensi pers, Trump menyebut perjanjian UAE-Israel sebagai kesepakatan yang bagus.
Ia mengatakan "negara-negara yang kita bahkan tidak percaya ingin ikut kesepakatan itu. Ia tidak menyebutkan nama-nama negara yang dimaksud, selain Arab Saudi.
Trump juga mengatakan UAE tertarik untuk membeli jet-jet F-35 buatan Lockheed Martin Co, yang digunakan Israel dalam pertempuran.
"Mereka punya uang dan ingin memesan cukup banyak F-35, kata Trump.
Baca juga: Palestina sebut kesepakatan normalisasi UAE dan Israel "pengkhianatan"
Baca juga: Kalah di DK PBB, Trump tampik ajakan Putin bahas Iran
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020