Ramallah (ANTARA) - Veteran perunding Palestina menyebut kesepakatan normalisasi Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel sebagai satu "pengkhianatan sepenuhnya" pada rakyat Palestina.
Berdasarkan kesepakatan, yang diperantarai oleh Amerika Serikat sekaligus yang pertama antara Israel dan Negara Teluk Arab, Israel setuju untuk menunda rencana aneksasi mereka terhadap Tepi Barat yang diduduki, yang diimpikan oleh rakyat Palestina sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan.
Ditanya apakah Otoritas Palestina (PA) atau Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengetahui akan ada kesepakatan tersebut, Hanan Ashrawi mengatakan kepada Reuters: "Tidak. PLO, PA dan para pimpinan Palestina tidak mengetahui bahwa ini akan terjadi. Kami dibutakan. Kesepakatan rahasia mereka kini terkuak. Ini sebuah pengkhianatan yang menyeluruh."
Sebelumnya Putra Mahkota Abu Dhabi, penguasa riil UAE, Syekh Mohammed bin Zayed mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Netanyahu.
Dari pembicaraan itu muncullah kesepakatan untuk menghentikan aneksasi yang sudah direncanakan oleh Israel atas wilayah Palestina.
Sejumlah pemimpin negara di dunia, kecuali Donald Trump, menentang tindakan Israel menganeksasi wilayah itu. Indonesia termasuk salah satu negara yang berjuang keras untuk menghentikan langkah Israel yang akan semakin menyengsarakan rakyat Palestina.
Baca juga: Menlu Yordania sebut aneksasi Israel terhadap Palestina akan picu bencana
Baca juga: Menlu Rusia puji ikrar persatuan Palestina
Sumber: Reuters
Palestina sebut kesepakatan normalisasi UAE dan Israel "pengkhianatan"
Jumat, 14 Agustus 2020 8:53 WIB