Desy Ratnasari dan Indro "Warkop" berperan sebagai suami istri dalam film "Keluarga Slamet", adaptasi dari film box office India "Badhaai Ho".
Film drama komedi India yang tayang 2018 ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang harus menerima keaadaan di mana ibunya, yang sudah berumur, ternyata sedang hamil.
Versi adaptasi Indonesia digarap oleh sutradara Rako Prijanto dengan pemeran lintas generasi, mulai dari Indro "Warkop", Desy Ratnasari, Widyawati, Onadio Leonardo, Aurora Ribero dan Abun Sungkar.
Indro berperan sebagai Slamet, Desy menjadi istrinya yang memiliki dua anak, diperankan Onad (Adi) dan Abun. Sementara Widyawati menjadi ibu dari Slamet dan Aurora berperan sebagai kekasih karakter yang dimainkan Onad.
Produser Falcon Pictures, Frederica, menuturkan cerita yang menarik jadi alasan utama di balik keputusan mengadaptasi "Badhaai Ho".
"Ini seperti hidden gem. Di India, orang tidak menyangka ini sukses tahun 2018 karena semua pemainnya baru, menarik ceritanya, drama komedi yang komplet," kata Frederica di konferensi pers daring, Selasa.
Rako menuturkan tantangan dalam menerjemahkan benturan budaya dan pola pikir antar generasi ke dalam budaya Indonesia yang dekat dengan penonton di Tanah Air.
Satu kesamaan yang bisa diambil dari budaya Timur adalah nilai kekeluargaan yang menjadi prioritas.
"Film ini mengangkat tentang itu, ini akan kena banget untuk orang Indonesia di mana pun, dengan budaya apapun, usia berapapun, karena ini mewakili banyak kalangan."
Seperti namanya, Slamet berasal dari Jawa, tepatnya kota Solo, sementara karakter sang istri disesuaikan dengan latar belakang Desy Ratnasari yang berasal dari suku Sunda.
Interaksi pasangan dari latar belakang yang berbeda ini akan menarik, kata Rako, apalagi mereka tinggal bersama ibu mertua (Widyawati) yang digambarkan sebagai pebisnis kain batik.
Benturan sudut pandang kolot hingga modern dalam satu atap akan menjadi daya tarik cerita yang diselingi dengan komedi segar.
Film "Keluarga Slamet" mulai diproduksi besok. Setiap pemain akan menjalani tes cepat (rapid test) setiap dua pekan sekali untuk memastikan kondisi kesehatan di tengah pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Film drama komedi India yang tayang 2018 ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang harus menerima keaadaan di mana ibunya, yang sudah berumur, ternyata sedang hamil.
Versi adaptasi Indonesia digarap oleh sutradara Rako Prijanto dengan pemeran lintas generasi, mulai dari Indro "Warkop", Desy Ratnasari, Widyawati, Onadio Leonardo, Aurora Ribero dan Abun Sungkar.
Indro berperan sebagai Slamet, Desy menjadi istrinya yang memiliki dua anak, diperankan Onad (Adi) dan Abun. Sementara Widyawati menjadi ibu dari Slamet dan Aurora berperan sebagai kekasih karakter yang dimainkan Onad.
Produser Falcon Pictures, Frederica, menuturkan cerita yang menarik jadi alasan utama di balik keputusan mengadaptasi "Badhaai Ho".
"Ini seperti hidden gem. Di India, orang tidak menyangka ini sukses tahun 2018 karena semua pemainnya baru, menarik ceritanya, drama komedi yang komplet," kata Frederica di konferensi pers daring, Selasa.
Rako menuturkan tantangan dalam menerjemahkan benturan budaya dan pola pikir antar generasi ke dalam budaya Indonesia yang dekat dengan penonton di Tanah Air.
Satu kesamaan yang bisa diambil dari budaya Timur adalah nilai kekeluargaan yang menjadi prioritas.
"Film ini mengangkat tentang itu, ini akan kena banget untuk orang Indonesia di mana pun, dengan budaya apapun, usia berapapun, karena ini mewakili banyak kalangan."
Seperti namanya, Slamet berasal dari Jawa, tepatnya kota Solo, sementara karakter sang istri disesuaikan dengan latar belakang Desy Ratnasari yang berasal dari suku Sunda.
Interaksi pasangan dari latar belakang yang berbeda ini akan menarik, kata Rako, apalagi mereka tinggal bersama ibu mertua (Widyawati) yang digambarkan sebagai pebisnis kain batik.
Benturan sudut pandang kolot hingga modern dalam satu atap akan menjadi daya tarik cerita yang diselingi dengan komedi segar.
Film "Keluarga Slamet" mulai diproduksi besok. Setiap pemain akan menjalani tes cepat (rapid test) setiap dua pekan sekali untuk memastikan kondisi kesehatan di tengah pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020