Garut, 15/11 (ANTARA) - Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Garut,Jawa Barat, Yatie Rohayati, di Garut, Minggu mengatakan pihaknya akan mengemas penyelenggaraan opera "Rakasun" atau Rineka Kesenian Sunda.

Sebagai upaya pemberdayaan potensi seni daerah, menyusul kabupaten Garut sebagai salah satu daerah di provinsi Jawa Barat, yang memiliki keaneka ragaman seni budaya tradisional maupun kontemporer.

Bahkan masih banyak terdapat seni tradisional yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat, namun kini semakin terancam pudar tergerus oleh seni dan budaya modern, ungkap Kadisbudpar itu.

Sehingga dengan digelar nya opera Rakasun pada 21 Nopember 2009 mulai pukul 19.30 WIB di Padepokan Sobarnas Martawijaya (Perum Pepabri) Langensari Tarogong Kaler), merupakan salah satu upaya memelihara, membina dan mengembangkan sekaligus memanfaatkan nilai luhur seni budaya tersebut.

Sebab menurut Yatie Rohayati, Rakasun merupakan media pelestarian dan pengembangan berbagai aspek seni budaya yang masih hidup atau pernah hidup di tengah masyarakat, agar kembali dikenali dan dipahami oleh kaula muda yang mewarisi nya di kemudian hari.

Kendati menampilkan ceritera rekaan kerajaan dahulu kala di tatar Garut, dalam kemasan drama komedi menyegarkan karya "urang" (warga) Garut, yang dimainkan kalangan seniman handal setempat didukung sejumlah artis ibukota.

Diantaranya, Fery Maryadi, Deswita Maharani, Azis Gagap, Sule, Ogi serta Oni SOS juga seniman lain nya, dengan mengangkat judul "Parbu Surya Padang".

Alkisah, seorang raja di kerajaan Banjar Haruman bersama Prabu Surya Padang, memiliki tabiat serakah, mengumbat nafsu angkara murka dan selama nya haus kekuasaan.

Maka dalam kepemimpinan nya selalu melakukan perluasan wilayah kekuasaan dengan peperangan, terus-menerus berperang, tak peduli terhadap rakyat nya yang memerlukan perhatian, memerlukan kehidupan aman dan nyaman juga tentran kerta raharja.

Tak peduli pula dengan kedaulatan kerajaan lain di sekitar nya, segala nafsu diniawiyah terpenuhi, meski dengan perlaku demikian berakibat fatal pada rakyat.

Rakyat pun menjadi sangat terlantar, terjadi kebodohan dan kemiskinan di mana mana, kemudian rakyat pun menjadi antipati serta berpotensi melakukan "karaman" (perlawanan).

Sementara itu, Surya Padang telah diwarisi nama oleh ayahnya sebagai do'a agar kelak menjadi pemimpin, yang mampu mengayomi dan melindungi, serta mencerdaskan rakyat.

Surya Padang, bagaikan matahari yang senantiasa menerangi alam semesta karena Surya itu matahari serta Padang berarti terang benderang atau bukan Padang Sumatera Barat. ***4***

John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/B/M019/M019) 15-11-2009 09:43:29

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009