PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatat penjualan 7,3 juta ton semen, selama semester pertama tahun 2020.
"Jumlah itu menurun hingga 11,9 persen atau sekitar 994 ribu ton, dari semester sebelumnya," ujar Direktur Indocement, Antonius Marcos di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Menurutnya, penurunan penjualan itu merupakan bagian dari dampak permintaan semen domestik yang turun cukup signifikan, yakni 7,7 persen.
"Ada penurunan, hal ini berdampak juga pada penurunan pangsa pasar perseroan dari 26,2 persen di semester satu tahun 2019, menjadi 26,0 persen pada semester I 2020," paparnya.
Marcos menyebutkan bahwa menurunnya penjualan semen juga berdampak pada pendapatan neto perseroan. Sektor pendapatan ini menurun sebesar 11,6 persen dari Rp7 triliun di semester I tahun 2019, menjadi Rp6,2 triliun di semester I tahun 2020.
Di samping itu, laba bruto juga menurun sekitar 12,3 persen menjadi Rp1,87 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Rp2,14 miliar. Kemudian, margin laba bruto menurun sekitar 30 bps dari 30,7 persen menjadi 30,4 persen pada semester pertama 2020.
"Demikian juga dengan marjin laba usaha sekitar 240 bps dari 8,5 persen menjadi 6,1 persen pada semester pertama 2020," beber Marcos.
Meski begitu, Marcos mengklaim sektor pangsa pasar utama mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 45,1 persen menjadi 46,2 persen, khususnya di wilayah Jawa Barat secara keseluruhan.
"Untuk keseluruhan pulau Jawa, pangsa pasar kami meningkat dari 34,2 persen menjadi 34,8 persen. Dan Sumatera, dari 11,6 persen menjadi 12,5 persen," tuturnya.
Baca juga: PT Indocement resmikan pusat penelitian di Citeureup Bogor
Baca juga: Indocement bukukan laba bersih Rp1,8 triliun selama 2019
Baca juga: Indocement bangkitkan potensi wisata panjat Tebing Sidomba
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jumlah itu menurun hingga 11,9 persen atau sekitar 994 ribu ton, dari semester sebelumnya," ujar Direktur Indocement, Antonius Marcos di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Menurutnya, penurunan penjualan itu merupakan bagian dari dampak permintaan semen domestik yang turun cukup signifikan, yakni 7,7 persen.
"Ada penurunan, hal ini berdampak juga pada penurunan pangsa pasar perseroan dari 26,2 persen di semester satu tahun 2019, menjadi 26,0 persen pada semester I 2020," paparnya.
Marcos menyebutkan bahwa menurunnya penjualan semen juga berdampak pada pendapatan neto perseroan. Sektor pendapatan ini menurun sebesar 11,6 persen dari Rp7 triliun di semester I tahun 2019, menjadi Rp6,2 triliun di semester I tahun 2020.
Di samping itu, laba bruto juga menurun sekitar 12,3 persen menjadi Rp1,87 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni Rp2,14 miliar. Kemudian, margin laba bruto menurun sekitar 30 bps dari 30,7 persen menjadi 30,4 persen pada semester pertama 2020.
"Demikian juga dengan marjin laba usaha sekitar 240 bps dari 8,5 persen menjadi 6,1 persen pada semester pertama 2020," beber Marcos.
Meski begitu, Marcos mengklaim sektor pangsa pasar utama mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 45,1 persen menjadi 46,2 persen, khususnya di wilayah Jawa Barat secara keseluruhan.
"Untuk keseluruhan pulau Jawa, pangsa pasar kami meningkat dari 34,2 persen menjadi 34,8 persen. Dan Sumatera, dari 11,6 persen menjadi 12,5 persen," tuturnya.
Baca juga: PT Indocement resmikan pusat penelitian di Citeureup Bogor
Baca juga: Indocement bukukan laba bersih Rp1,8 triliun selama 2019
Baca juga: Indocement bangkitkan potensi wisata panjat Tebing Sidomba
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020