KPU Cianjur, Jawa Barat, menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada Cianjur 2020 meningkat, meskipun masih dalam masa pandemi COVID-19.
Ketua KPU Cianjur, Sellly Nurdinah saat dihubungi di Cianjur, Selasa mengatakan pihaknya menargetkan ada peningkatan angka partisipasi pemilih dibandingkan tahun lalu sesuai dengan target KPU pusat 77,5 persen dari 75,5 persen tingkat partisipasi tahun sebelumnya.
"Untuk mencapai target tersebut, sejak beberapa pekan terakhir sosialisasi terus ditingkatkan agar warga mengetahui Pilkada Cianjur akan digelar tanggal 9 Desember. Selama pandemi sebagian besar warga berada di rumah dan tidak bekerja keluar kota karena sejumlah pembatasan," katanya.
Ia menjelaskan, setidaknya angka partisipasi pada Pileg 2019 tetap sama dengan tahun ini, namun dia berharap meningkat sesuai dengan target KPU Pusat. Sehingga pihaknya akan mempertahankan hal tersebut atau menambah angka partisipasi karena masih banyak waktu untuk menarik simpati warga untuk menyalurkan aspirasinya.
Sama dengan tahun lalu, ungkap dia, pihaknya mengencarkan sosialisasi dengan melibatkan berbagai kalangan hingga ke pelosok, agar seluruh warga dapat menyalurkan aspirasinya pada hari H pemilihan..
"Meskipun in i tantangan cukup berat, namun kami menilai angkanya tidak akan jauh dari target karena pembatasan sosial sebagian besar warga akan berada di rumahnya masing-masing saat hari H," katanya.
Bahkan selain gencar melakukan sosialisasi pihaknya juga menyelipkan imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan pada saat pemilihan dengan harapan dapat memutus rantai penyebaran virus corona saat hari H.
Selama pilkada tambah dia, tren partisipasi pemilih banyak mengalami penurunan tercatat Pilkada 2006 angka partisipasi 70 persen, tahun 2010 turun diangka 60 persen dan tahun 2015 hanya 56 persen. Berbeda dengan tingkat partisipasi pada pileg dan pilpres yang terus meningkat.
"Harapan kami tingat pendidikan politik warga terus meningkat seiring dengan meningatknya partisipasi disetiap pemilu termasuk pilkada kali ini," katanya.
Komisioner KPU Cianjur, Rustiman mengatakan selama pandemi COVID-19 sejumlah pembatasan sosial dilakukan di masing-masing wilayah, sehingga sebagian besar warga yang biasa bekerja di luar kota masih berada di kampung halamnya masing-masing, sehingga memudahkan mereka untuk datang ke TPS saat hari H tanpa harus cuti atau minta izin.
Untuk menarik partisipasi warga lebih tinggi, pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan bagi pelaksana dan warga yang datang ke TPS agar tidak ragu akan kesehatannya masing-masing."Penerapan protokol kesehatan ketat akan diterapkan sebagai jaminan untuk menghindari terpapar virus berbahaya," katanya.
Baca juga: Bawaslu Karawang petakan potensi pelanggaran Pilkada
Baca juga: BKN: PNS jadi peserta pilkada tidak mundur, diberhentikan dengan tidak hormat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Ketua KPU Cianjur, Sellly Nurdinah saat dihubungi di Cianjur, Selasa mengatakan pihaknya menargetkan ada peningkatan angka partisipasi pemilih dibandingkan tahun lalu sesuai dengan target KPU pusat 77,5 persen dari 75,5 persen tingkat partisipasi tahun sebelumnya.
"Untuk mencapai target tersebut, sejak beberapa pekan terakhir sosialisasi terus ditingkatkan agar warga mengetahui Pilkada Cianjur akan digelar tanggal 9 Desember. Selama pandemi sebagian besar warga berada di rumah dan tidak bekerja keluar kota karena sejumlah pembatasan," katanya.
Ia menjelaskan, setidaknya angka partisipasi pada Pileg 2019 tetap sama dengan tahun ini, namun dia berharap meningkat sesuai dengan target KPU Pusat. Sehingga pihaknya akan mempertahankan hal tersebut atau menambah angka partisipasi karena masih banyak waktu untuk menarik simpati warga untuk menyalurkan aspirasinya.
Sama dengan tahun lalu, ungkap dia, pihaknya mengencarkan sosialisasi dengan melibatkan berbagai kalangan hingga ke pelosok, agar seluruh warga dapat menyalurkan aspirasinya pada hari H pemilihan..
"Meskipun in i tantangan cukup berat, namun kami menilai angkanya tidak akan jauh dari target karena pembatasan sosial sebagian besar warga akan berada di rumahnya masing-masing saat hari H," katanya.
Bahkan selain gencar melakukan sosialisasi pihaknya juga menyelipkan imbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan pada saat pemilihan dengan harapan dapat memutus rantai penyebaran virus corona saat hari H.
Selama pilkada tambah dia, tren partisipasi pemilih banyak mengalami penurunan tercatat Pilkada 2006 angka partisipasi 70 persen, tahun 2010 turun diangka 60 persen dan tahun 2015 hanya 56 persen. Berbeda dengan tingkat partisipasi pada pileg dan pilpres yang terus meningkat.
"Harapan kami tingat pendidikan politik warga terus meningkat seiring dengan meningatknya partisipasi disetiap pemilu termasuk pilkada kali ini," katanya.
Komisioner KPU Cianjur, Rustiman mengatakan selama pandemi COVID-19 sejumlah pembatasan sosial dilakukan di masing-masing wilayah, sehingga sebagian besar warga yang biasa bekerja di luar kota masih berada di kampung halamnya masing-masing, sehingga memudahkan mereka untuk datang ke TPS saat hari H tanpa harus cuti atau minta izin.
Untuk menarik partisipasi warga lebih tinggi, pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan bagi pelaksana dan warga yang datang ke TPS agar tidak ragu akan kesehatannya masing-masing."Penerapan protokol kesehatan ketat akan diterapkan sebagai jaminan untuk menghindari terpapar virus berbahaya," katanya.
Baca juga: Bawaslu Karawang petakan potensi pelanggaran Pilkada
Baca juga: BKN: PNS jadi peserta pilkada tidak mundur, diberhentikan dengan tidak hormat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020