Bandung, 30/10 (ANTARA) - Solidaritas Masyarakat Korban Gempa (SMKG) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat berencana menggelar aksi unjuk rasa untuk memrotes ledakan yang terjadi di PT Star Energy Geothermal Ltd, yang mengakibatkan 30 warga Desa Kertamanah pingsan.

Koordinator SMKG Kabupaten Bandung, Deni Muhammad Abdullah, aksi dengan jumlah sekitar dua ribu orang tersebut, akan menuntut ketegasan perusahaan terkait peristiwa yang terjadi Kamis (29/10) itu.

Diberitakan sebelumnya, warga Desa Kertamanah, Kamis (29/10), sempat panik, bahkan 30 di antaranya jatuh pingsan, akibat mendengar ledakan keras dari perusahaan panas bumi yang terletak di Wayang-Windu, Kecamatan Pangalengan ini.

Selain menuntut pihak perusahaan menangani kejadian ini, Dedi Muhammad Abdullah, juga menyesalkan kebijakan perusahaan yang hanya memperkerjakan warga Desa Kertamanah sebagai pegawai rendahan.

"Tidak ada keuntungan yang dirasakan masyarakat di sini setelah perusahaan ini berdiri," ujar Deni Muhammad Abdullah.

Deni menjelaskan, masyarakat dan sejumlah LSM meminta pihak perusahaan bertanggungjawab atas kejadian tersebut, karena khawatir di kemudian hari terjadi hal yang sama. Apalagi masyarakat Kertamanah masih diliputi trauma akibat gempa.

Selain itu, mereka juga bakal meminta kompensasi lain agar masyarakat tidak merasa dirugikan dengan adanya perusahaan tersebut, karena proyek di perusahaan tersebut membuat lingkungan sekitar menjadi bising.

Camat Pangalengan, Haris Taufiq, membenarkan terjadi suara ledakan sangat keras, yang berasal dari empat pipa yang meledak secara bersamaan, hingga terdengar beberapa kilometer dari pusat ledakan.

Saat itu pula, sejumlah sekolah yang ada di sana terpaksa diliburkan. Namun pihak perusahaan tidak bisa memberikan keterangan yang lebih banyak, karena Senior Manager External Relation PT Star Energy, Asrul Saleh, tidak ada di lokasi.

"Release yang disampaikan oleh beliau melalui SMS, akibat kejadian tersebut unit satu dimatikan untuk mendapatkan perawatan. Sedangkan untuk unit dua tetap beroperasi secara normal. Ledakan terjadi akibat adanya tekanan yang sangat tinggi," ujar Staf Extenal Relation, Achmad Nauval, kepada wartawan.

Achmad Nauval menerangkan, ledakan tersebut merupakan salah satu pengamanan yang telah dilakukan, karena dari ledakan tersebut, pipa tidak mengalami kerusakan dan tidak mengganggu proses kerja.

***3***

Ayi
(U.PSO-057/B/D009/D009) 30-10-2009 11:14:38

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009