Garut, 28/10 (ANTARA) - Bupati Garut Aceng H.M Fikri bersama mitranya Kepala Informasi Sosial Kultur/protokol Kedubes RI di Republik Sudan, Mulyadi, M.A akan segera mewujudkan kota kembar (sister city) "Garut-Darfur".

Gubernur salah-satu dari sembilan provinsi di negara seluas 2.505.813 km2 itu, Genena dijadwalkan awal Desember mendatang berkunjung ke kabupaten Garut, guna membahas lebih lanjut tentang formula kerjasama ekonomi bilateral tersebut, kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Garut H. Budiman, Rabu.

Budiman yang selama ini memfasilitasi prospektif perekonomian bersama rekannya Mulyadi, juga mengatakan produk unggulan Garut, Jawa Barat, diantaranya dodol Garut, susu kedelai serta minyak akar wangi telah dipromosikan ke pasar Sudan.

Bahkan kini beberapa mata dagangan tersebut, memasuki tahapan penjajakan untuk bisa segera diekspor ke negara tersebut.

Menurut dia, promosi serta uji coba pasokan komoditi unggulan ini, ternyata mendapat apresiasi maupun respon positif dari pangsa pasar Sudan.

Karena sebelumnya Kepala Informasi sosial kultur/ protokol Kedubes RI di Republik Sudan telah melakukan pembicaraan dengan Bupati Garut H.M Fikri awal Juni lalu.

Sementara itu, dodol Garut merupakan komoditas yang selama ini mampu mengangkat citra Kabupaten sebagai penghasil mata dagangan berkualitas tinggi dengan aneka ragam produksinya.

Jenis dodol itu, dikenal luas berkat rasanya yang khas serta kelenturan yang berbeda dari produk sejenis daerah lain, industrinya berkembang sejak 1926 yang semula dirintis seorang pengusaha Ny. Karsinah melalui proses produksi sederhana.

Namun proses pembuatan dodol itu, bisa terus berkembang hingga kini, karena bercita rasa berbeda dan mampu bersaing, harganya terjangkau bahkan merupakan makanan yang sangat digemari masyarakat.

Selain itu, menurut Budiman dodol tidak menggunakan bahan pengawet atau tambahan bahan sintetis, tapi memiliki daya tahan selama tiga bulan sehingga ramah lingkungan.

Pembuatannya mudah dikembangkan dengan memodifikasi bahan baku utamanya, antara lain berupa pemanfaatan buah waluh, kentang, kacang, pepaya, nenas dan sirsak.

"Rata-rata kapasitas produksinya setiap tahun 4.500 ton, dari 99 unit usaha yang menyerap 4.439 tenaga kerja, bernilai investasi Rp992,65 juta dengan nilai produksi melebihi Rp41,363 miliar," ujar Budiman.

***2***

John Doddy Hidayat
(U.PK-HT/B/A033/A033) 28-10-2009 21:23:38

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009