Satu keluarga di Kota Bogor yang seluruhnya berjumlah enam orang terkonfirmasi positif COVID-19, bahkan dua orang di antaranya meninggal dunia.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, ketika dikonfirmasi mengenai satu keluarga terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, Kamis, membenarkannya.
Menurut dia, penularan COVID-19 saat ini lebih banyak disebabkan oleh imported case yakni warga Kota Bogor yang melakukan kegiatan di luar kota atau di daerah lainnya.
Warga Kota Bogor itu ketika berada di daerah lainnya terkonfirmasi positif COVID-19 atau menjadi orang tanpa gejala (OTG) dan ketika kembali lagi ke Kota Bogor berpotensi menularkan pada orang di sekitarnya.
Informasi yang dihimpun ANTARA, satu keluarga yang kemudian terkonfirmasi positif itu seluruhnya ada enam orang yakni bapak dan ibu, kemudian anak dan menantu, serta dua orang cucu.
Semula sang bapak ada tugas ke Jawa Timur. Setelah tugasnya selesai, sang bapak kembali ke Kota Bogor dan sampai di Kota Bogor kemudian sakit. Sang bapak dirawat oleh istri dan anaknya. Karena sakitnya dinilai berat, kemudian di rawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno yang dihubungi terpisah menjelaskan bahwa sang bapak dirawat di rumah sakit di Kota Depok. Pada saat dirawat statusnya adalah pasien dalam pengawasan (PDP).
"Sang bapak meninggal dunia dalam status PDP)," katanya.
Pada saat dirawat tersebut juga dilakukan tes usap dan hasilnya diketahui positif setelah sang bapak meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Bogor melalui Tim Lacak dari Deteksi Aktif (Detektif) COVID-19 kemudian melakukan penelusuran terhadap jejak sang bapak pernah melakukan kontak langsung dengan siapa saja.
Dinas Kesehatan melakukan tes swab kepada keluarga sang bapak tersebut dan ternyata seluruhnya terkonfirmasi positif COVID-19. Bahkan, sang anak
dilaporkan meninggal dunia, pada Selasa (21/7).
Baca juga: Tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Bogor turun jadi 69,60 persen
Baca juga: Ada enam kasus baru positif COVID-19 di Kota Bogor
Baca juga: Kota Bogor antisipasi lonjakan kasus COVID-19 masuki kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, ketika dikonfirmasi mengenai satu keluarga terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, Kamis, membenarkannya.
Menurut dia, penularan COVID-19 saat ini lebih banyak disebabkan oleh imported case yakni warga Kota Bogor yang melakukan kegiatan di luar kota atau di daerah lainnya.
Warga Kota Bogor itu ketika berada di daerah lainnya terkonfirmasi positif COVID-19 atau menjadi orang tanpa gejala (OTG) dan ketika kembali lagi ke Kota Bogor berpotensi menularkan pada orang di sekitarnya.
Informasi yang dihimpun ANTARA, satu keluarga yang kemudian terkonfirmasi positif itu seluruhnya ada enam orang yakni bapak dan ibu, kemudian anak dan menantu, serta dua orang cucu.
Semula sang bapak ada tugas ke Jawa Timur. Setelah tugasnya selesai, sang bapak kembali ke Kota Bogor dan sampai di Kota Bogor kemudian sakit. Sang bapak dirawat oleh istri dan anaknya. Karena sakitnya dinilai berat, kemudian di rawat di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno yang dihubungi terpisah menjelaskan bahwa sang bapak dirawat di rumah sakit di Kota Depok. Pada saat dirawat statusnya adalah pasien dalam pengawasan (PDP).
"Sang bapak meninggal dunia dalam status PDP)," katanya.
Pada saat dirawat tersebut juga dilakukan tes usap dan hasilnya diketahui positif setelah sang bapak meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Kota Bogor melalui Tim Lacak dari Deteksi Aktif (Detektif) COVID-19 kemudian melakukan penelusuran terhadap jejak sang bapak pernah melakukan kontak langsung dengan siapa saja.
Dinas Kesehatan melakukan tes swab kepada keluarga sang bapak tersebut dan ternyata seluruhnya terkonfirmasi positif COVID-19. Bahkan, sang anak
dilaporkan meninggal dunia, pada Selasa (21/7).
Baca juga: Tingkat kesembuhan COVID-19 di Kota Bogor turun jadi 69,60 persen
Baca juga: Ada enam kasus baru positif COVID-19 di Kota Bogor
Baca juga: Kota Bogor antisipasi lonjakan kasus COVID-19 masuki kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020