Ketersediaan benih bawang merah harus menjadi prioritas  Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat dalam upaya mengembangkan sentra pertanian bawang merah, karena sampai saat ini benih masih dipasok dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

"Potensi pengembangan bawang merah di Kota Sukabumi sangat baik, apalagi dalam beberapa kali percobaan tanam produktivitasnya cukup tinggi bahkan bisa melebihi dari Kabupaten Brebes, namun kendalanya ada di benih. Kami saat ini masih mengandalkan pasokan dari Brebes, karena belum sumber daya manusia dalam pembenihan komoditas tersebut masih terbatas," kata anggota Kelompok Tani Sugih Mukti II Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi Wahyudin di Sukabumi, Selasa.

Menurut dia, dicanangkannya Kecamatan Cibeureum menjadi sentra pertanian bawang merah oleh Pemkot Sukabumi, apalagi Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi sudah melihat potensi ini bisa terus dikembangkan dan menguntungkan menjadi penyemangat petani di daerah ini untuk terus berupaya mengembangkan komoditas tersebut.

Tetapi, kendala yang terjadi saat ini adalah ketersediaan benih. Apalagi sekarang harganya tengah tinggi yakni Rp75 ribu/kg yang awalnya hanya Rp50 ribu/kg, bahkan pasokan benih itu pun juga harus menunggu sisa dari Brebes baru bisa mendapatkannya.

Maka dari itu, pihaknya menginginkan ada jaminan ketersediaan benih bawang merah, karena potensi pertanian ini jelas menguntungkan dibandingkan dengan menanam padi yang masa tanamnya lebih lama ditambah keuntungannya tipis.

Adapun kebutuhan benih bawang merah untuk setiap satu hektarenya minimal satu ton. Dari satu ton tersebut bisa menghasilkan panen 14 ton atau paling minimnya delapan ton, tentu ini merupakan potensi yang besar di tengah keterbatasan lahan pertanian, karena bawang merah tidak membutuhkan luas lahan yang besar.

"Dengan naiknya harga benih, tentu mempengaruhi biaya produksi. Sehingga, untuk meminimalisasikan agar hasil panen tetap ada untung kami menggenjot produktivitasnya," tambahnya.

Wahyudin mengatakan pada Juli hingga beberapa bulan ke depan merupakan saat terbaik untuk menanam bawang merah, namun karena benih terbatas terpaksa pihaknya menanam dengan seadanya benih yang tersedia.

Lanjut dia, keuntungan dari menanam bawang merah ini masa tanam hingga panen hanya 60 hari, tidak membutuhkan banyak air dan mudah mengontrol serang hama. Jika Kota Sukabumi sudah bisa menghasilkan benih, maka pihaknya optimis bisa menjadi pemasok terbesar di Jabar.

Sementara, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Fajar Mustaqim mengatakan dalam mengembangkan pertanian bawang merah ini selain mengarahkan petani untuk bercocok tanam yang baik dan benar untuk menghasil produktivitas yang tinggi, pihaknya juga menyerap aspirasi dari para petani.

Salah satu aspirasi petani adalah ketersediaan benih, untuk itu dalam masa pengembangan sentra bawang merah ini ia bersama PPL lainnya terus melakukan pendampingan untuk mecari solusi terhadap kendala itu, agar petani tetap bisa untung.

Adapun solusi di tengah keterbatasan persediaan dan pasokan benih bawang merah ini adalah mengejar produktivitas setinggi-tingginya. Kemudian, pihaknya juga memberikan imbauan kepada pemilik lahan agar tidak dialih fungsikan dan alangkah baiknya melakukan kerjasama dengan petani.

Seperti lahan tersebut disewakan atau bagi hasil. Harus diakui, lahan pertanian di Kecamatan Cibeureum ini sangat cocok untuk pengembangan bawang merah, bahkan hasil panennya bisa melebihi Kabupaten Brebes.

"Rata-rata setiap satu kilogram benih yang ditanam bisa menghasilkan paling jelek delapan sampai 10 kilogram bawang merah panen, tapi ada beberapa petani yang produksinya bisa mencapai 14 kg dari satu kilogram benih, jelas ini menguntungkan," katanya. 

Baca juga: Kota Sukabumi canangkan bawang merah jadi komoditas unggulan daerah

Baca juga: Bawang merah kualitas super dikembangkan petani Sukabumi

Baca juga: Potensi lahan pengembangan bawang putih di Sukabumi capai 1.800 Ha
 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020