Sejumlah pengunjung mengeluhkan kondisi air di kawasan wisata Irigasi Talangseng di Cimaragas, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang kotor karena bercampur dengan limbah rumah tangga sehingga khawatir menimbulkan penyakit bagi pengunjung yang bermain di kawasan irigasi itu.
"Saya lihat sumber airnya ada pembuangan dari rumah warga, mengalirnya ke irigasi," kata Didin warga Garut Kota yang pernah berkunjung ke kawasan Irigasi Talangseng, Rabu.
Ia menuturkan, setelah diresmikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan pada Sabtu (4/7) membuat penasaran warga Garut untuk berkunjung ke Irigasi Talangseng.
Namun setibanya di lokasi, kata dia, kondisinya terlihat mencurigakan asal sumber aliran air itu, lalu menelusurinya dan ternyata ada saluran untuk pembuangan limbah rumah tangga.
"Saya main ke sana karena penasaran, tapi pas dilihat sumber airnya ternyata kotor, dan itu bisa menyebabkan gatal-gatal," kata Didin.
Ia menyampaikan heran dengan kebijakan pemerintah daerah yang meresmikan kawasan itu menjadi destinasi wisata tanpa mempertimbangkan kesehatan atau dampak buruk jika mandi di saluran air itu.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah tidak menyiapkan tempat pemandian bagi pengunjung setelah beraktivitas main di aliran air irigasi.
"Di tempat kolam renang saja ada tempat untuk mandi, bersih-bersih, di sana tidak ada, saya heran kenapa diresmikan untuk tempat wisata," katanya.
Menanggapi keluhan wisatawan terkait air kotor di kawasan wisata irigasi tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut akan meninjau kembali kawasan wisata air yang baru diresmikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut Budi Gan Gan menyatakan, akan identifikasi lebih lanjut bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Garut untuk mengetahui kondisi kawasan wisata air irigasi di Talangseng itu.
"Nanti kita cek dulu pak sama PUPR karena wisata itu ada di bawah PUPR," kata Budi.
Ia menyampaikan, hasil kajian sebelumnya sarana di kawasan Irigasi Talangseng itu sudah bisa dikunjungi oleh wisatawan lokal untuk menikmati aliran air maupun pemandangan alamnya.
"Kalau dari sisi sarana sementara sudah bisa dikunjungi wisata lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Saya lihat sumber airnya ada pembuangan dari rumah warga, mengalirnya ke irigasi," kata Didin warga Garut Kota yang pernah berkunjung ke kawasan Irigasi Talangseng, Rabu.
Ia menuturkan, setelah diresmikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan pada Sabtu (4/7) membuat penasaran warga Garut untuk berkunjung ke Irigasi Talangseng.
Namun setibanya di lokasi, kata dia, kondisinya terlihat mencurigakan asal sumber aliran air itu, lalu menelusurinya dan ternyata ada saluran untuk pembuangan limbah rumah tangga.
"Saya main ke sana karena penasaran, tapi pas dilihat sumber airnya ternyata kotor, dan itu bisa menyebabkan gatal-gatal," kata Didin.
Ia menyampaikan heran dengan kebijakan pemerintah daerah yang meresmikan kawasan itu menjadi destinasi wisata tanpa mempertimbangkan kesehatan atau dampak buruk jika mandi di saluran air itu.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah tidak menyiapkan tempat pemandian bagi pengunjung setelah beraktivitas main di aliran air irigasi.
"Di tempat kolam renang saja ada tempat untuk mandi, bersih-bersih, di sana tidak ada, saya heran kenapa diresmikan untuk tempat wisata," katanya.
Menanggapi keluhan wisatawan terkait air kotor di kawasan wisata irigasi tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut akan meninjau kembali kawasan wisata air yang baru diresmikan oleh Bupati Garut Rudy Gunawan itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut Budi Gan Gan menyatakan, akan identifikasi lebih lanjut bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Garut untuk mengetahui kondisi kawasan wisata air irigasi di Talangseng itu.
"Nanti kita cek dulu pak sama PUPR karena wisata itu ada di bawah PUPR," kata Budi.
Ia menyampaikan, hasil kajian sebelumnya sarana di kawasan Irigasi Talangseng itu sudah bisa dikunjungi oleh wisatawan lokal untuk menikmati aliran air maupun pemandangan alamnya.
"Kalau dari sisi sarana sementara sudah bisa dikunjungi wisata lokal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020