Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, tingkat penularan COVID-19 di Kota Bogor pada pekan ini adalah terendah yakni 0,33, dari lima daerah di Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) sehingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mempersilakan Kota Bogor mempersiapkan pra adaptasi kebiasaan baru (Pra-AKB).

"Kita patut bersyukur bahwa dari hasil kajian GTPP (Gugus Tugas Percepatan Penanganan) COVID-19 Jawa Barat, hasilnya tingkat penularan COVID-19 di Kota Bogor adalah yang terendah," kata Bima Arya Sugiarto, di Balai Kota Bogor, Kamis (2/7).

Berdasatkan data dari GTPP COVID-19 Jawa Barat, tingkat penularan COVID-19 di empat daerah lainnya di Bodebek, adalah Kota Depok 1,17; Kota Bekasi 0,71; Kabupaten Bogor 0,66; dan Kabupaten Bekasi 0,57.

Menurut Bima Arya, penyebaran COVID-19 di Kota Bogor sudah sangat landai, tapi karena penyebaran Covid-19 belum hilang seluruhnya sehingga Kota Bogor memilih untuk memasuki fase Pra-AKB tapi tetap dalam koridor pembatasan sosial berskala besar (PSBB) proporsional.

Pada fase Pra-AKB ini dalam koridor PSBB proporsional ini, kata dia, Pemerintah Kota Bogor memberikan kelonggaran pada sektor usaha untuk membuka usahanya secara bertahap.

Bima menambahkan, meskipun tingkat penularan COVID-19 di Kota Bogor sudah landai, tapi situasi belum aman sepenuhnya, sehingga seluruh warga Kota Bogor harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara benar.

"Pemeritah Kota Bogor memberikan kelonggaran kepada sektor ekonomi untuk dibuka secara bertahap, tapi warga Kota Bogor tidak boleh langsung merasa sudah bebas sepenuhnya," katanya.

Bima mengingatkan warga Kota Bogor tetap menerapkan protokol kesehatan secara benar, guna terus menekan tingkat penyebaran COVID-19. 

Baca juga: Pemkot Bogor siap masuki Pra-AKB dalam kerangka PSBB proporsional

Baca juga: Kota Bogor target laksanakan tes usap kepada 8.000 orang

Baca juga: Alasan Pemkot Bogor tolak perpanjang PSBB proporsional

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020