Hampir 300 kasus sindrom langka yang mengancam jiwa pada anak dan remaja, yang terkait dengan virus corona ditemukan di Amerika Serikat dalam dua riset di The New England Journal of Medicine.
Riset AS yang dipublikasi pada Senin menyusul sejumlah laporan sindrom di kalangan pasien COVID-19 di Prancis, Spanyol dan Inggris.
Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) mempunyai gejala yang sama dengan syok toksik dan penyakit Kawasaki seperti demam, ruam, pembengkakan kelenjar, dan pada kasus parah mengalami peradangan jantung.
Keadaan konsisten yang muncul akibat sindrom terjadi dua sampai empat pekan setelah infeksi virus corona, kata profesor pediatri dan kesehatan anak internasional di Imperial College London, Michael Levin, dalam editorial bersama.
Sindrom tersebut berdampak pada 2 dari 100.000 anak muda, yang diartikan sebagai usia di bawah 21 tahun, dari 322 pada 100.000 pasien COVID-19, tulisnya.
Sementara sejumlah riset mengidentifikasi sekitar 300 kasus di Amerika Serikat, Levin mencatat bahwa terdapat lebih dari 1.000 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia dan proporsi yang relatif tinggi terjadi di kalangan orang kulit hitam, orang Hispanik atau Asia Selatan.
"Terdapat kekhawatiran bahwa anak-anak yang memenuhi kriteria diagnostik MIS-C saat ini merupakan 'puncak gunung es' dan masalah yang lebih besar mungkin bersembunyi di bawah permukaan air," tulis Levin.
Studi pertama, yang dipimpin oleh Rumah Sakit Anak Boston, menemukan 186 kasus MIS-C berada di 26 negara bagian AS, dengan 4 dari 5 kasus membutuhkan perawatan intensif dan satu dari lima kasus membutuhkan ventilasi mekanis serta empat pasien meninggal.
Studi kedua, yang memantau pasien di New York dan dilakukan oleh departemen kesehatan setempat, menemukan 95 kasus terkonfirmasi lainnya, dengan 4 dari 5 kasus perlu dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) dan dua pasien meninggal.
Tak diketahui pasti mengapa MIS-C berkembang pada anak-anak dan remaja dan bukan yang lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS: 2.414.870 kasus positif COVID-19, 124.325 kematian
Baca juga: AS hentikan uji coba kemanjuran hidroksiklorokuin untuk pasien COVID-19
Baca juga: Trump akan batasi visa AS cegah pekerja asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Riset AS yang dipublikasi pada Senin menyusul sejumlah laporan sindrom di kalangan pasien COVID-19 di Prancis, Spanyol dan Inggris.
Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) mempunyai gejala yang sama dengan syok toksik dan penyakit Kawasaki seperti demam, ruam, pembengkakan kelenjar, dan pada kasus parah mengalami peradangan jantung.
Keadaan konsisten yang muncul akibat sindrom terjadi dua sampai empat pekan setelah infeksi virus corona, kata profesor pediatri dan kesehatan anak internasional di Imperial College London, Michael Levin, dalam editorial bersama.
Sindrom tersebut berdampak pada 2 dari 100.000 anak muda, yang diartikan sebagai usia di bawah 21 tahun, dari 322 pada 100.000 pasien COVID-19, tulisnya.
Sementara sejumlah riset mengidentifikasi sekitar 300 kasus di Amerika Serikat, Levin mencatat bahwa terdapat lebih dari 1.000 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia dan proporsi yang relatif tinggi terjadi di kalangan orang kulit hitam, orang Hispanik atau Asia Selatan.
"Terdapat kekhawatiran bahwa anak-anak yang memenuhi kriteria diagnostik MIS-C saat ini merupakan 'puncak gunung es' dan masalah yang lebih besar mungkin bersembunyi di bawah permukaan air," tulis Levin.
Studi pertama, yang dipimpin oleh Rumah Sakit Anak Boston, menemukan 186 kasus MIS-C berada di 26 negara bagian AS, dengan 4 dari 5 kasus membutuhkan perawatan intensif dan satu dari lima kasus membutuhkan ventilasi mekanis serta empat pasien meninggal.
Studi kedua, yang memantau pasien di New York dan dilakukan oleh departemen kesehatan setempat, menemukan 95 kasus terkonfirmasi lainnya, dengan 4 dari 5 kasus perlu dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) dan dua pasien meninggal.
Tak diketahui pasti mengapa MIS-C berkembang pada anak-anak dan remaja dan bukan yang lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS: 2.414.870 kasus positif COVID-19, 124.325 kematian
Baca juga: AS hentikan uji coba kemanjuran hidroksiklorokuin untuk pasien COVID-19
Baca juga: Trump akan batasi visa AS cegah pekerja asing
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020