Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan ketersediaan beras di wilayah tersebut mencukupi hingga 2021 karena hasil panen raya padi pada Maret dan April 2020 produksinya melimpah.
"Pada panen raya tersebut surplus beras melonjak drastis, jika diasumsikan persediaan beras tersebut tidak dijual ke luar daerah maka bisa mencukupi kebutuhan (permintaan) warga Kabupaten Sukabumi selama 12 bulan ke depan, tetapi jika persediaan beras yang ada sekarang dipasok ke luar daerah setidaknya mencukupi hingga awal 2021," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Kamis.
Produksi beras pada panen raya tersebut mencapai sekitar 252 ribu ton, sementara kebutuhan warga Kabupaten Sukabumi 21 ribu ton/bulan, lanjutnya, jika produksi tersebut dibagi dengan kebutuhan maka akan mencukupi selama 12 bulan.
Menurutnya, tingginya ketersediaan beras saat ini karena saat panen raya berbarengan dengan ditetapkannya awal pandemi COVID-19 oleh pemerintah pusat, sehingga beras hasil produksi petani Kabupaten Sukabumi yang akan dikirim ke luar daerah terhambat.
Imbasnya persediaan beras baik di pasar trandisional, modern hingga tingkat petani membludak, dampak lainnya harga gabah kering panen (GKP) menurun drastis yakni antara Rp3.600-Rp3.700 setiap kilogram, padahal sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) GKP yakni Rp4.200.
Namun setelah beberapa daerah seperti DKI Jakarta mulai membuka jalur perhubungan dari luar daerah, perlahan harga GKP mulai stabil dan distribusi beras untuk ke luar daerah sudah mulai normal, tapi volume persediaan di Kabupaten Sukabumi masih tinggi.
Setelah panen raya pada Maret dan April produksi beras akan terus meningkat, lanjutnya, karena petani mempercepat olah tanah dan tanam padi, bahkan pada Mei luas sawah yang ditanami mencapai 22 ribu hektare dan Juni sudah sekitar 9 ribu hektare.
Jika satu hektar menghasilkan 5,8 hingga enam ton gabah kering giling (GKG) untuk produksinya bisa dikalikan dengan luas lahan sawah yang saat ini sedang ditanami padi dan untuk menjadi beras dikurangi sekitar 30 persen dari total GKG. Ia mencontohkan jika 100 kilogram GKG maka setelah diproses akan menjadi beras beras sekitar 70 kilogram.
"Kami memprediksi jika padi yang ditanam pada Mei dan Juni ini panen, maka persediaan beras akan bertambah dan diperkirakan mencukupi hingga pertengahan 2021," tambahnya.
Baca juga: Kabupaten Sukabumi sudah lama surplus beras setiap tahunnya
Baca juga: Kabupaten Sukabumi surplus beras capai 400 ribu ton
Baca juga: Persediaan beras untuk Sukabumi dan Cianjur aman tiga bulan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Pada panen raya tersebut surplus beras melonjak drastis, jika diasumsikan persediaan beras tersebut tidak dijual ke luar daerah maka bisa mencukupi kebutuhan (permintaan) warga Kabupaten Sukabumi selama 12 bulan ke depan, tetapi jika persediaan beras yang ada sekarang dipasok ke luar daerah setidaknya mencukupi hingga awal 2021," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Sudrajat di Sukabumi, Kamis.
Produksi beras pada panen raya tersebut mencapai sekitar 252 ribu ton, sementara kebutuhan warga Kabupaten Sukabumi 21 ribu ton/bulan, lanjutnya, jika produksi tersebut dibagi dengan kebutuhan maka akan mencukupi selama 12 bulan.
Menurutnya, tingginya ketersediaan beras saat ini karena saat panen raya berbarengan dengan ditetapkannya awal pandemi COVID-19 oleh pemerintah pusat, sehingga beras hasil produksi petani Kabupaten Sukabumi yang akan dikirim ke luar daerah terhambat.
Imbasnya persediaan beras baik di pasar trandisional, modern hingga tingkat petani membludak, dampak lainnya harga gabah kering panen (GKP) menurun drastis yakni antara Rp3.600-Rp3.700 setiap kilogram, padahal sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) GKP yakni Rp4.200.
Namun setelah beberapa daerah seperti DKI Jakarta mulai membuka jalur perhubungan dari luar daerah, perlahan harga GKP mulai stabil dan distribusi beras untuk ke luar daerah sudah mulai normal, tapi volume persediaan di Kabupaten Sukabumi masih tinggi.
Setelah panen raya pada Maret dan April produksi beras akan terus meningkat, lanjutnya, karena petani mempercepat olah tanah dan tanam padi, bahkan pada Mei luas sawah yang ditanami mencapai 22 ribu hektare dan Juni sudah sekitar 9 ribu hektare.
Jika satu hektar menghasilkan 5,8 hingga enam ton gabah kering giling (GKG) untuk produksinya bisa dikalikan dengan luas lahan sawah yang saat ini sedang ditanami padi dan untuk menjadi beras dikurangi sekitar 30 persen dari total GKG. Ia mencontohkan jika 100 kilogram GKG maka setelah diproses akan menjadi beras beras sekitar 70 kilogram.
"Kami memprediksi jika padi yang ditanam pada Mei dan Juni ini panen, maka persediaan beras akan bertambah dan diperkirakan mencukupi hingga pertengahan 2021," tambahnya.
Baca juga: Kabupaten Sukabumi sudah lama surplus beras setiap tahunnya
Baca juga: Kabupaten Sukabumi surplus beras capai 400 ribu ton
Baca juga: Persediaan beras untuk Sukabumi dan Cianjur aman tiga bulan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020