Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengawal investasi pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat, yang mencapai 8 miliar dolar AS.
Pertamina dan CPC Taiwan sepakat menindaklanjuti kerja sama pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Vice President CPC Corporation Taiwan Ming-Huei Chen yang digelar secara simbolis di Jakarta dan Taipei, Jumat.
Ikut menyaksikan penandatanganan tersebut Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin serta Komisaris Pertamina Condro Kirono.
"Kerja sama ini terbentuk atas proses negosiasi yang panjang dan mendalam. Oleh karena itu, kami mengapresiasi upaya Pertamina dan CPC. Proyek ini adalah prioritas pemerintah. Kami akan dukung habis. Konfirmasi tax holiday telah kami berikan kemarin. Saya hanya titip kalau proyek ini sudah berjalan, agar dapat melibatkan pengusaha di daerah dan juga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)," kata Bahlil.
Pembicaraan terkait proyek tersebut telah diinisiasi Pertamina dan CPC Taiwan sejak akhir 2018 dan diikuti penandatanganan Framework Agreement serta studi kelayakan bersama sejak medio 2019.
Nicke Widyawati menegaskan, sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan industri petrokimia yang kuat di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan domestik dan membantu mengurangi impor produk petrokimia.
"Proyek ini merupakan tonggak penting untuk memperkuat portofolio bisnis petrokimia sehingga dalam 10 tahun ke depan Pertamina dapat menjadi pemain utama bisnis petrokimia di kawasan Asia Pasifik," ujar Nicke.
Diharapkan dengan pengalaman dan keahlian CPC di bidang petrokimia dapat membantu Pertamina untuk mempercepat pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi dengan megaproyek RDMP dan GRR.
Baca juga: Pertamina kembangkan petrokimia terintegrasi, sasar bisnis Rp50 triliun
Nicke juga menyampaikan apresiasi kepada CPC atas kerja sama yang telah terjalin dan optimistis akan terus berlanjut sebagai mitra strategis perusahaan bersama dalam proyek pengembangan Kompleks Petrokimia Balongan.
Terima kasih juga disampaikan Nicke kepada pemerintah atas dukungan yang diberikan, termasuk dalam memberikan insentif investasi dan fasilitas yang akan membantu penyelesaian proyek sesuai dengan target sehingga bisa mendukung pengembangan ekonomi nasional.
"Ke depan, Pertamina bersama pemerintah dan CPC Taiwan akan terus memperkuat kerja sama untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 ini," kata Nicke.
Baca juga: Pertamina dan Adnoc kembangkan kilang Petrokimia di Balongan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pertamina dan CPC Taiwan sepakat menindaklanjuti kerja sama pengembangan Kompleks Industri Petrokimia Terintegrasi di Balongan, Jawa Barat dengan penandatanganan Head of Agreement (HOA) oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Vice President CPC Corporation Taiwan Ming-Huei Chen yang digelar secara simbolis di Jakarta dan Taipei, Jumat.
Ikut menyaksikan penandatanganan tersebut Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin serta Komisaris Pertamina Condro Kirono.
"Kerja sama ini terbentuk atas proses negosiasi yang panjang dan mendalam. Oleh karena itu, kami mengapresiasi upaya Pertamina dan CPC. Proyek ini adalah prioritas pemerintah. Kami akan dukung habis. Konfirmasi tax holiday telah kami berikan kemarin. Saya hanya titip kalau proyek ini sudah berjalan, agar dapat melibatkan pengusaha di daerah dan juga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)," kata Bahlil.
Pembicaraan terkait proyek tersebut telah diinisiasi Pertamina dan CPC Taiwan sejak akhir 2018 dan diikuti penandatanganan Framework Agreement serta studi kelayakan bersama sejak medio 2019.
Nicke Widyawati menegaskan, sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan industri petrokimia yang kuat di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan domestik dan membantu mengurangi impor produk petrokimia.
"Proyek ini merupakan tonggak penting untuk memperkuat portofolio bisnis petrokimia sehingga dalam 10 tahun ke depan Pertamina dapat menjadi pemain utama bisnis petrokimia di kawasan Asia Pasifik," ujar Nicke.
Diharapkan dengan pengalaman dan keahlian CPC di bidang petrokimia dapat membantu Pertamina untuk mempercepat pengembangan bisnis petrokimia yang terintegrasi dengan megaproyek RDMP dan GRR.
Baca juga: Pertamina kembangkan petrokimia terintegrasi, sasar bisnis Rp50 triliun
Nicke juga menyampaikan apresiasi kepada CPC atas kerja sama yang telah terjalin dan optimistis akan terus berlanjut sebagai mitra strategis perusahaan bersama dalam proyek pengembangan Kompleks Petrokimia Balongan.
Terima kasih juga disampaikan Nicke kepada pemerintah atas dukungan yang diberikan, termasuk dalam memberikan insentif investasi dan fasilitas yang akan membantu penyelesaian proyek sesuai dengan target sehingga bisa mendukung pengembangan ekonomi nasional.
"Ke depan, Pertamina bersama pemerintah dan CPC Taiwan akan terus memperkuat kerja sama untuk menyelesaikan proyek yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2026 ini," kata Nicke.
Baca juga: Pertamina dan Adnoc kembangkan kilang Petrokimia di Balongan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020