Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya memberi nama "Fitri" untuk anak orangutan yang lahir pada Hari Lebaran 2020 di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Diberi nama oleh Ibu Menteri LHK Siti Nurbaya. Waktu lahirnya, tepat pada Hari Raya Idul Fitri yang kedua (25/5), maka diberikan nama 'Fitri'," kata Direktur TSI Cisarua, Kabupaten Bogor Jansen Manansang di Bogor, Rabu.
Bayi orangutan seberat tiga kilogram itu lahir dari induknya bernama "Evi" yang dikawinkan dengan "Ipung". "Fitri" lahir pada Senin (25/5), sekitar pukul 05.00 WIB setelah induknya dikawinkan sejak awal September 2019.
Meskipun TSI tutup sementara waktu, sejak pandemi virus corona baru (COVID-19), pihaknya tetap menjalankan kewajiban menyelamatkan dan merawat satwa sesuai kaidah kesejahteraan satwa.
Baca juga: Orangutan tertua di dunia mati
Pasalnya, satwa-satwa tersebut tetap berkembang biak meski di tengah pandemi COVID-19, seperti seekor gajah yang belum genap sebulan melahirkan anak yang diberi nama "Covid".
TSI mencatat ada sejumlah satwa yang lahir saat pandemi, yaitu 12 ekor komodo, satu ekor burung kasturi raja, dua ekor zebra, serta dua ekor genu.
"Kami untuk membantu pemerintah, karena kita betul-betul merawat satwa ini bertanggung jawab pada kelestarian alam di Indonesia," kata Jansen.
Baca juga: Pemberi rokok ke orangutan dihukum jadi petugas kebersihan
Salah satu perawat orang utan di TSI Bogor, Basuki, menyebutkan kelahiran "Fitri" menambah jumlah orang utan di TSI itu, menjadi 16 ekor.
"Pemberian pakannya, diberikan pisang, buah-buahan yang lain, seperti apel, salak, mangga, jambu, dan kita berikan juga sayuran, seperti sayur kangkung dan juga bayam," katanya.
Namun, menurut dia, "Fitri" belum siap untuk dilihat pengunjung TSI. Bayi orang utan itu baru bisa dilihat pengunjung ketika menginjak usia tiga tahun atau ketika sudah lancar menyusu pada induknya.
Baca juga: Mahasiswa Australia Minati Riset Penyelamatan Orangutan Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Diberi nama oleh Ibu Menteri LHK Siti Nurbaya. Waktu lahirnya, tepat pada Hari Raya Idul Fitri yang kedua (25/5), maka diberikan nama 'Fitri'," kata Direktur TSI Cisarua, Kabupaten Bogor Jansen Manansang di Bogor, Rabu.
Bayi orangutan seberat tiga kilogram itu lahir dari induknya bernama "Evi" yang dikawinkan dengan "Ipung". "Fitri" lahir pada Senin (25/5), sekitar pukul 05.00 WIB setelah induknya dikawinkan sejak awal September 2019.
Meskipun TSI tutup sementara waktu, sejak pandemi virus corona baru (COVID-19), pihaknya tetap menjalankan kewajiban menyelamatkan dan merawat satwa sesuai kaidah kesejahteraan satwa.
Baca juga: Orangutan tertua di dunia mati
Pasalnya, satwa-satwa tersebut tetap berkembang biak meski di tengah pandemi COVID-19, seperti seekor gajah yang belum genap sebulan melahirkan anak yang diberi nama "Covid".
TSI mencatat ada sejumlah satwa yang lahir saat pandemi, yaitu 12 ekor komodo, satu ekor burung kasturi raja, dua ekor zebra, serta dua ekor genu.
"Kami untuk membantu pemerintah, karena kita betul-betul merawat satwa ini bertanggung jawab pada kelestarian alam di Indonesia," kata Jansen.
Baca juga: Pemberi rokok ke orangutan dihukum jadi petugas kebersihan
Salah satu perawat orang utan di TSI Bogor, Basuki, menyebutkan kelahiran "Fitri" menambah jumlah orang utan di TSI itu, menjadi 16 ekor.
"Pemberian pakannya, diberikan pisang, buah-buahan yang lain, seperti apel, salak, mangga, jambu, dan kita berikan juga sayuran, seperti sayur kangkung dan juga bayam," katanya.
Namun, menurut dia, "Fitri" belum siap untuk dilihat pengunjung TSI. Bayi orang utan itu baru bisa dilihat pengunjung ketika menginjak usia tiga tahun atau ketika sudah lancar menyusu pada induknya.
Baca juga: Mahasiswa Australia Minati Riset Penyelamatan Orangutan Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020