Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate menyampaikan apresiasinya kepada para jurnalis yang tetap bekerja selama pandemi virus corona.
"Selain apresiasi saya terhadap tenaga medis, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada jurnalis, di Indonesia maupun dunia," kata Johnny saat memberikan sambutan di webinar Optimisme Jurnalis di Era COVID-19, Kamis.
Menurut Johnny, berkat kerja jurnalis memberikan fakta-fakta terkini soal COVID-19, masyarakat mendapatkan informasi, baik mengenai hal-hal yang sudah diketahui maupun belum diketahui secara pasti.
Pemberitaan seputar COVID-19 juga membantu masyarakat mendapatkan informasi terkini soal perkembangan penelitian terkini tentang virus corona, cara pencegahan dan penanganan, serta kebijakan berkaitan dengan pandemi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Polisi dan Jurnalis Indramayu bagikan 2.300 masker ke warga
"Semua itu mencerahkan, mengembangkan pengetahuan, berdasarkan fakta dan bukti, menyampaikan kebenaran," kata Johnny.
"Semua itu diperoleh jurnalis di garda depan, berisiko juga terpapar COVID-19".
Untuk itu, Menkominfo meminta media jurnalistik untuk memanfaatkan ruang digital dengan baik, apalagi saat ini konsumsi berita masyarakat beralih ke media digital seperti televisi atau portal berita dalam jaringan selama beraktivitas di rumah.
"COVID-19 harus jadi titik simpul peran jurnalisme, harus bisa memberikan kontribusi positifnya untuk memangkas, memutus mata rantai COVID-19," kata Johnny.
Baca juga: Amankan pelaku tabrak lari, jurnalis TVRI diberi penghargaan dari Polres Indramayu
Menkominfo Johnny juga menyinggung soal penyebaran hoaks yang berkaitan dengan virus corona, data Kominfo per hari ini terdapat 1.471 hoaks dan misinformasi yang dijaring dari empat platform, yaitu Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.016 sudah ditindaklanjuti, yaitu diblokir, sementara yang masih diproses berjumlah 455.
Facebook merupakan platform yang paling sering digunakan untuk menyebarkan hoaks yang berkaitan dengan COVID-19, menurut temuan Kominfo.
Menkominfo berpendapat bukan hanya virus corona yang berbahaya selama pandemi ini, namun, juga hoaks dan misinformasi tentang COVID-19.
Baca juga: LBH Pers: Polisi harus usut kasus pengeroyokan jurnalis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Selain apresiasi saya terhadap tenaga medis, saya ingin menyampaikan apresiasi kepada jurnalis, di Indonesia maupun dunia," kata Johnny saat memberikan sambutan di webinar Optimisme Jurnalis di Era COVID-19, Kamis.
Menurut Johnny, berkat kerja jurnalis memberikan fakta-fakta terkini soal COVID-19, masyarakat mendapatkan informasi, baik mengenai hal-hal yang sudah diketahui maupun belum diketahui secara pasti.
Pemberitaan seputar COVID-19 juga membantu masyarakat mendapatkan informasi terkini soal perkembangan penelitian terkini tentang virus corona, cara pencegahan dan penanganan, serta kebijakan berkaitan dengan pandemi di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Baca juga: Polisi dan Jurnalis Indramayu bagikan 2.300 masker ke warga
"Semua itu mencerahkan, mengembangkan pengetahuan, berdasarkan fakta dan bukti, menyampaikan kebenaran," kata Johnny.
"Semua itu diperoleh jurnalis di garda depan, berisiko juga terpapar COVID-19".
Untuk itu, Menkominfo meminta media jurnalistik untuk memanfaatkan ruang digital dengan baik, apalagi saat ini konsumsi berita masyarakat beralih ke media digital seperti televisi atau portal berita dalam jaringan selama beraktivitas di rumah.
"COVID-19 harus jadi titik simpul peran jurnalisme, harus bisa memberikan kontribusi positifnya untuk memangkas, memutus mata rantai COVID-19," kata Johnny.
Baca juga: Amankan pelaku tabrak lari, jurnalis TVRI diberi penghargaan dari Polres Indramayu
Menkominfo Johnny juga menyinggung soal penyebaran hoaks yang berkaitan dengan virus corona, data Kominfo per hari ini terdapat 1.471 hoaks dan misinformasi yang dijaring dari empat platform, yaitu Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.016 sudah ditindaklanjuti, yaitu diblokir, sementara yang masih diproses berjumlah 455.
Facebook merupakan platform yang paling sering digunakan untuk menyebarkan hoaks yang berkaitan dengan COVID-19, menurut temuan Kominfo.
Menkominfo berpendapat bukan hanya virus corona yang berbahaya selama pandemi ini, namun, juga hoaks dan misinformasi tentang COVID-19.
Baca juga: LBH Pers: Polisi harus usut kasus pengeroyokan jurnalis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020