Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Jawa Barat,  memastikan bahwa daging sapi oplosan yang mengandung unsur daging babi tidak beredar luas di pasaran.

Kepala Disperindag Kabupaten Bandung, Popi Hopipah mengatakan pihaknya telah mendata ulang para pedagang daging di setiap pasar sehingga jika ada daging sapi oplosan babi, akan mudah ditelusuri.

"Kami catat (para pedagang), takutnya ada pengoplosan daging sehingga kami menelusurinya gampang, tapi Insyaallah tidak ada selama masyarakat membeli daging dari kios resmi," kata Popi di Pasar Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa.

Baca juga: Polresta Bandung ungkap peredaran daging babi menyerupai daging sapi

Saat ini Tim Satgas Pangan Kabupaten yang terdiri unsur kepolisian dan Disperindag telah melakukan pengetesan terhadap sampel daging sapi dari beberapa kios di Pasar Baleendah.

Popi mengatakan seluruh daging sapi yang berada di pasar tersebut adalah daging asli sehingga ia memastikan di Bulan Ramadhan ini daging sapi yang beredar dalam keadaan aman.

"Daging sapi yang diedarkan di Kabupaten Bandung itu dari tempat pemotongan yang berada di pemerintah kabupaten sendiri, pemotongan hewan, lalu pengadaannya dari Pasar Ciroyom," kata dia.

Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengimbau masyarakat tidak lagi khawatir akan peredaran daging babi yang menyerupai daging sapi.

Kata dia, Tim Satgas Pangan akan terus melakukan pengawasan peredaran daging untuk memastikan tidak ada lagi daging palsu yang beredar.

Baca juga: Dua kecamatan di Karawang akan dikembangkan jadi tempat peternakan sapi

"Saya imbau masyarakat jika akan beli daging jangan tergiur oleh harga murah. Pastikan beli daging itu di toko-toko yang tersedia atau di kios yang dapat sertifikasi halal, jangan beli di pinggir jalan," kata Hendra.

Sebelumnya, Polresta Bandung mengamankan empat pelaku pengedar dan pengecer daging babi yang diolah sedemikian rupa hingga menyerupai daging sapi.

Hendra menyampaikan para pelaku sudah melakukan aksi tersebut selama satu tahun. Lalu, kata dia, sudah ada 63 ton daging palsu yang diduga diedarkan ke masyarakat.

"Teknisnya dengan menggunakan boraks, diolah kemudian menyerupai daging sapi dan dijual lebih murah dari daging sapi," kata Hendra di Polresta Bandung, Senin (11/5).

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020