Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan melaksanakan tes swab COVID-19 secara acak terhadap sekitar 300 orang yakni pedagang, petugas pasar, maupun pembeli di Pasar Kebon Kembang Kota Bogor, Jumat.
Tes Swab dilakukan dengan mengukur temperatur tubuh dan pengambilan sampel dahak untuk dilakukan uji polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium.
Baca juga: Garut siap rapid test COVID-19 bagi 200 pedagang
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, saat meninjau pelaksanaan tes swab di Pasar Kebon Kembang mengatakan, saat ini lokasi yang rawan terjadi penyebaran COVID-19 adalah stasiun kereta api, pasar dan rumah sakit.
"Pasar yang banyak kerumunan orang ini yang paling sulit mendeteksinya. Karena itu, dilakukan swab test untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di pasar," kata Bima Arya.
Menurut Bima, melalui swab test akan diketahui apakah ada penyebaran COVID-19 atau tidak, sehingga warga dapat memahami bahayanya membiarkan kerumunan di pasar.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil usul tes masif COVID-19 di pasar tradisional
Bima menjelaskan, peralatan swab test yang digunakan petugas dari Dinas Kesehatan adalah bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebanyak 300 paket.
"Kita minta ke Pak Gubernur untuk membantu pelaksanaan swab test untuk warga Kota Bogor. Alhamdulillah Pak Gubernur menyetujuinya," katanya.
Baca juga: Pasar Baru Karawang tetap buka 24 jam selama penerapan PSBB
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya juga menyatakan bahwa di Kota Bogor mulai terjadi pelambatan kasus positif COVID-19. "Tapi, kita tetap menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) secara ketat hingga pandemi COVID-19 berakhir," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, dalam tiga hari pada Minggu hingga Rabu, 3-6 Mei, tidak ada penambahan jumlah kasus positif COVID-19 dan tidak jumlah kasus positif COVID-19 yang meninggal dunia. Baru pada Kamis (7/5) kemarin ada tambahan dua kasus positif COVID-19.
Baca juga: 197 peserta "rapid test" di Pasar Bogor semuanya negatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Tes Swab dilakukan dengan mengukur temperatur tubuh dan pengambilan sampel dahak untuk dilakukan uji polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium.
Baca juga: Garut siap rapid test COVID-19 bagi 200 pedagang
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, saat meninjau pelaksanaan tes swab di Pasar Kebon Kembang mengatakan, saat ini lokasi yang rawan terjadi penyebaran COVID-19 adalah stasiun kereta api, pasar dan rumah sakit.
"Pasar yang banyak kerumunan orang ini yang paling sulit mendeteksinya. Karena itu, dilakukan swab test untuk mendeteksi penyebaran COVID-19 di pasar," kata Bima Arya.
Menurut Bima, melalui swab test akan diketahui apakah ada penyebaran COVID-19 atau tidak, sehingga warga dapat memahami bahayanya membiarkan kerumunan di pasar.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil usul tes masif COVID-19 di pasar tradisional
Bima menjelaskan, peralatan swab test yang digunakan petugas dari Dinas Kesehatan adalah bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebanyak 300 paket.
"Kita minta ke Pak Gubernur untuk membantu pelaksanaan swab test untuk warga Kota Bogor. Alhamdulillah Pak Gubernur menyetujuinya," katanya.
Baca juga: Pasar Baru Karawang tetap buka 24 jam selama penerapan PSBB
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya juga menyatakan bahwa di Kota Bogor mulai terjadi pelambatan kasus positif COVID-19. "Tapi, kita tetap menerapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) secara ketat hingga pandemi COVID-19 berakhir," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, dalam tiga hari pada Minggu hingga Rabu, 3-6 Mei, tidak ada penambahan jumlah kasus positif COVID-19 dan tidak jumlah kasus positif COVID-19 yang meninggal dunia. Baru pada Kamis (7/5) kemarin ada tambahan dua kasus positif COVID-19.
Baca juga: 197 peserta "rapid test" di Pasar Bogor semuanya negatif
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020