Beberapa general manager klub NBA mengatakan kepada ESPN bahwa mereka mengkhawatirkan ofisial berusia lanjut termasuk para pelatih sepuh, seandainya kompetisi NBA musim ini dilanjutkan.
Seorang general manager NBA yang meminta namanya tidak disebutkan, mengaku khawatir para pelatih dan tim dan staf lainnya yang berusia lanjut terpapar virus corona jika kompetisi dilanjutkan karena mereka adalah kelompok usia yang paling rentan menghadapi komplikasi sangat serius jika sampai terpapar virus corona.
"Saya tak ingin membahayakan mereka," kata sang general manajer ini kepada ESPN yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Tim-tim desak draft NBA dimundurkan menjadi 1 Agustus
Seorang GM lainnya mengamini rekannya itu dengan menunjuk staf tim yang mungkin berisiko tertinggi terpapar virus corona baik karena sudah mengidap penyakit berat sebelumnya maupun yang usia lanjut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan mereka yang berusia 65 tahun ke atas adalah kalangan yang paling berisiko mengalami sakit parah atau bahkan meninggal dunia kalau sampai terpapar COVID-19.
"Berdasarkan semua informasi yang kami dapatkan hari ini, kemungkinan besar orang-orang di atas 60 tahun yang sudah mengalami masalah kesehatan tak boleh keluar, pastinya, apapun jabatannya," kata general manager kedua.
"Tak peduli dia ayahnya pemain bintang atau general manajer sebuah tim, mereka tak usah hadir," sambung GM kedua ini dalam laman ESPN.
GM pertama menyatakan larangan tak boleh hadir di lapangan itu berlaku kepada staf di luar pelatih.
"Saya mengkhawatirkan orang-orang itu. Itu paparan yang saya kira tak boleh kita abaikan," sambung sang GM pertama.
Paling tidak ada tiga pelatih NBA yang berusia di atas 65 tahun, mereka adalah Mike D'Antoni yang melatih Houston Rockets, Gregg Popovich yang menukangi San Antonio Spurs, dan John Bellein yang memimpin Cleveland Cavaliers. Sedangkan Steve Kerr yang melatih Golden State Warriors adalah di antara pelatih yang pernah menjalani operasi karena penyakit serius.
Baca juga: Penggemar tak mau tonton laga di stadion tanpa vaksin corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Seorang general manager NBA yang meminta namanya tidak disebutkan, mengaku khawatir para pelatih dan tim dan staf lainnya yang berusia lanjut terpapar virus corona jika kompetisi dilanjutkan karena mereka adalah kelompok usia yang paling rentan menghadapi komplikasi sangat serius jika sampai terpapar virus corona.
"Saya tak ingin membahayakan mereka," kata sang general manajer ini kepada ESPN yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Tim-tim desak draft NBA dimundurkan menjadi 1 Agustus
Seorang GM lainnya mengamini rekannya itu dengan menunjuk staf tim yang mungkin berisiko tertinggi terpapar virus corona baik karena sudah mengidap penyakit berat sebelumnya maupun yang usia lanjut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan mereka yang berusia 65 tahun ke atas adalah kalangan yang paling berisiko mengalami sakit parah atau bahkan meninggal dunia kalau sampai terpapar COVID-19.
"Berdasarkan semua informasi yang kami dapatkan hari ini, kemungkinan besar orang-orang di atas 60 tahun yang sudah mengalami masalah kesehatan tak boleh keluar, pastinya, apapun jabatannya," kata general manager kedua.
"Tak peduli dia ayahnya pemain bintang atau general manajer sebuah tim, mereka tak usah hadir," sambung GM kedua ini dalam laman ESPN.
GM pertama menyatakan larangan tak boleh hadir di lapangan itu berlaku kepada staf di luar pelatih.
"Saya mengkhawatirkan orang-orang itu. Itu paparan yang saya kira tak boleh kita abaikan," sambung sang GM pertama.
Paling tidak ada tiga pelatih NBA yang berusia di atas 65 tahun, mereka adalah Mike D'Antoni yang melatih Houston Rockets, Gregg Popovich yang menukangi San Antonio Spurs, dan John Bellein yang memimpin Cleveland Cavaliers. Sedangkan Steve Kerr yang melatih Golden State Warriors adalah di antara pelatih yang pernah menjalani operasi karena penyakit serius.
Baca juga: Penggemar tak mau tonton laga di stadion tanpa vaksin corona
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020