Kendaraan berpelat nomor luar Kota Cirebon, Jawa Barat, baik roda empat dan dua meramaikan jalur Pantura sehari sebelum penerapan kebijakan larangan mudik oleh pemerintah.
Pada Kamis (23/4) sore kendaraan yang melintasi jalur pantura Cirebon terpantau ramai terutama mereka yang berpelat nomor luar daerah dan kebanyakan dari wilayah Jabodetabek.
Seorang pengendara motor asal Kabupaten Brebes, Ahmad di Cirebon, Kamis, mengatakan pihaknya terpaksa pulang kampung lebih awal, karena di tempat dia merantau juga sudah sangat sepi.
"Saya terpaksa pulang, karena di tempat kerjaan juga sudah sepi," katanya.
Ahmad yang merupakan seorang pedagang mengaku, selama masa pandemi COVID-19 jualan sangat sepi, apalagi tempatnya berjualan di Tangerang sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain itu, pada Jumat (24/4), Pemerintah juga akan melarang mudik bagi semua warga, sehingga Ahmad memilih pulang kampung lebih cepat.
Baca juga: Volume kendaraan keluar melalui pintu tol Cikampek Utama naik jelang larangan mudik
Ahmad mengaku akan mentaati ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga setelah tiba di kampung halaman akan melapor ke RT dan RW setempat.
"Nanti kita lapor ke pihak RT dan desa. Kita harus ikut imbauan pemerintah," katanya.
Sementara pemudik lain asal Kabupaten Tegal, Wayud, mengaku pulang kampung lebih awal, sebelum ada penerapan larangan mudik, karena biaya hidup di perantauan yang sangat besar..
"Mending di kampung saja, biaya hidup juga lebih murah dan keluarga juga disana," kata Wayud.
Baca juga: Pertamina gandeng Damkar semprot disinfektan 151 SPBU di Pantura Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pada Kamis (23/4) sore kendaraan yang melintasi jalur pantura Cirebon terpantau ramai terutama mereka yang berpelat nomor luar daerah dan kebanyakan dari wilayah Jabodetabek.
Seorang pengendara motor asal Kabupaten Brebes, Ahmad di Cirebon, Kamis, mengatakan pihaknya terpaksa pulang kampung lebih awal, karena di tempat dia merantau juga sudah sangat sepi.
"Saya terpaksa pulang, karena di tempat kerjaan juga sudah sepi," katanya.
Ahmad yang merupakan seorang pedagang mengaku, selama masa pandemi COVID-19 jualan sangat sepi, apalagi tempatnya berjualan di Tangerang sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selain itu, pada Jumat (24/4), Pemerintah juga akan melarang mudik bagi semua warga, sehingga Ahmad memilih pulang kampung lebih cepat.
Baca juga: Volume kendaraan keluar melalui pintu tol Cikampek Utama naik jelang larangan mudik
Ahmad mengaku akan mentaati ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga setelah tiba di kampung halaman akan melapor ke RT dan RW setempat.
"Nanti kita lapor ke pihak RT dan desa. Kita harus ikut imbauan pemerintah," katanya.
Sementara pemudik lain asal Kabupaten Tegal, Wayud, mengaku pulang kampung lebih awal, sebelum ada penerapan larangan mudik, karena biaya hidup di perantauan yang sangat besar..
"Mending di kampung saja, biaya hidup juga lebih murah dan keluarga juga disana," kata Wayud.
Baca juga: Pertamina gandeng Damkar semprot disinfektan 151 SPBU di Pantura Jabar
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020