Manajemen pasar modern di Kawasan Sentul City Kabupaten Bogor, Jawa Barat memutuskan untuk menerapkan transaksi daring (online), karena khawatir penularan virus Corona atau COVID-19.
"Kami ingin pasar tetap jalan seperti biasa. Sebab, kalau pasar sampai berhenti beroperasi kasihan para pedagang dan juga kasihan para konsumennya,’’ ujar Direktur Pasar Bersih Sentul City, Magdalena Laksmana, Senin.
Baca juga: Dishub Kota Bogor lakukan pengecekan lapangan skenario karantina
Menurutnya, transaksi online itu dengan cara membuatkan brosur digital berisi informasi nama dan nomor WhatsApp para pedagang berdasarkan kategori komoditas seperti sayuran, sembako, ikan basah air tawar, ikan basah laut, ayam, daging, dan lai-lain. Kemudian brosur digital itu dibagikan ke 8.000-an kepala keluarga yang tinggal di Kawasan Sentul City.
"Alhamdulillah, secara teknis tidak ada masalah karena semua pedagang memiliki smartphone," kata perempuan yang akrab disapa Magda itu.
Ia mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memotong mata rantai penularan COVID-19 di wilayah Kabupaten Bogor. Pasalnya, Kabupaten Bogor masuk dalam zona merah COVID-19.
Baca juga: Bisnis hotel di Kota Bogor hadapi kondisi terburuk, kata Ketua PHRI
Magda optimistis langkah tersebut dapat memutus mata rantai penularan COVID-19, serta akan mempercepat pemulihan kondisi tanpa harus menghentikan kegiatan perdagangan.
‘’Mudah-mudahan cara ini diikuti oleh pengelola pasar lain di Indonesia. Kita harus tetap menjaga ketersediaan kebutuhan pokok, tetapi juga harus berupaya menghentikan penyebaran virus corona,’’ kata wanita asal Malang, Jawa Timur ini.
Baca juga: Bupati Bogor sekat Jalur Puncak, cegah COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami ingin pasar tetap jalan seperti biasa. Sebab, kalau pasar sampai berhenti beroperasi kasihan para pedagang dan juga kasihan para konsumennya,’’ ujar Direktur Pasar Bersih Sentul City, Magdalena Laksmana, Senin.
Baca juga: Dishub Kota Bogor lakukan pengecekan lapangan skenario karantina
Menurutnya, transaksi online itu dengan cara membuatkan brosur digital berisi informasi nama dan nomor WhatsApp para pedagang berdasarkan kategori komoditas seperti sayuran, sembako, ikan basah air tawar, ikan basah laut, ayam, daging, dan lai-lain. Kemudian brosur digital itu dibagikan ke 8.000-an kepala keluarga yang tinggal di Kawasan Sentul City.
"Alhamdulillah, secara teknis tidak ada masalah karena semua pedagang memiliki smartphone," kata perempuan yang akrab disapa Magda itu.
Ia mengatakan, langkah ini dilakukan untuk memotong mata rantai penularan COVID-19 di wilayah Kabupaten Bogor. Pasalnya, Kabupaten Bogor masuk dalam zona merah COVID-19.
Baca juga: Bisnis hotel di Kota Bogor hadapi kondisi terburuk, kata Ketua PHRI
Magda optimistis langkah tersebut dapat memutus mata rantai penularan COVID-19, serta akan mempercepat pemulihan kondisi tanpa harus menghentikan kegiatan perdagangan.
‘’Mudah-mudahan cara ini diikuti oleh pengelola pasar lain di Indonesia. Kita harus tetap menjaga ketersediaan kebutuhan pokok, tetapi juga harus berupaya menghentikan penyebaran virus corona,’’ kata wanita asal Malang, Jawa Timur ini.
Baca juga: Bupati Bogor sekat Jalur Puncak, cegah COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020