PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III menyatakan selama bulan Maret 2020 berjalan hingga pekan ini, khusus di wilayah Bandung Raya, Sumedang dan Priangan Timur, terjadi peningkatan konsumsi rata-rata 14 persen untuk produk LPG nonsubsidi Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg setelah diberlakukan pembatasan mobilisasi keluar rumah oleh pemerintah terkait COVID-19.
"Kenaikan terjadi seiring dengan imbauan pemerintah agar masyarakat membatasi mobilisasi keluar rumah, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, sehingga masyarakat banyak melakukan aktivitas di rumah termasuk untuk memasak. Meski sebagian masyarakat beraktivitas dari rumah, petugas Pertamina tetap siap dan siaga bekerja melayani kebutuhan LPG masyarakat," kata Unit Manager Communication dan CSR MOR III Dewi Sri Utami dalam siaran persnya, Rabu.
Dewi mengatakan Pertamina mendukung upaya pemerintah yang mengimbau masyarkat untuk bekerja dan belajar dari rumah sehingga guna memudahkan masyarakat, Pertamina memberikan alternatif layanan pembelian LPG nonsubsidi melalui Call Center 135 bisa mendapatkan ongkos kirim.
Baca juga: "Work From Home", masyarakat Jabar bisa pesan BBM dan LPG lewat Call Center 135
Langkah tersebut mendapat tanggapan positif dari masyarakat, dimana terjadi peningkatan konsumsi LPG nonsubsidi rumah tangga di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada sepekan terakhir.
Layanan pemesanan LPG nonsubsidi melalui Call Center 135 mengalami peningkatan hingga 64 persen dibanding jumlah pemesanan pada bulan Februari 2020 lalu.
Layanan pesan antar melalui Call Center 135 untuk pembelian LPG nonsubsidi membantu konsumen tidak perlu keluar rumah, cukup menyebutkan jenis produk yang akan dipesan, serta alamat antar. Produk akan diantar dari pangkalan atau agen terdekat dari rumahnya.
Sebagai bentuk dukungan pada imbauan Pemerintah terkait social distancing, Pertamina memberikan promo diskon sebesar 25 persen dan gratis biaya pengantaran untuk pemesanan Bright Gas melalui Call Center 135 khusus untuk wilayah Bandung Raya, Sumedang dan Priangan Timur.
Baca juga: Pertamina klaim sejumlah pasokan BBM daerah aman
Program yang berlaku sejak tanggal 20 Maret akan berlangsung hingga akhir bulan Maret.
“Kami juga memaksimalkan upaya pencegahan penularan virus, dengan membekali petugas yang mengantarkan LPG menggunakan masker dan sarung tangan. Demikian halnya tabung LPG yang akan dikirim, dipastikan sudah disemprot desinfektan agar konsumen lebih aman dan nyaman,” ujarnya.
Apabila konsumen ingin memesan melalui Call Center 135, harga produk isi Bright Gas 5,5 Kg Rp65 ribu dan Rp141.700 Untuk Bright Gas 12 Kg. Dalam kondisi normal, biaya pengantaran sebesar Rp 8.000 untuk Bright Gas 5,5 kg dan Rp 15 ribu untuk Bright Gas 12 kg.
Sementara itu, pasokan LPG Subsidi 3 Kg di wilayah Bandung Raya, Sumedang dan Priangan Timur naik hampir 3 persen dari konsumsi normal, menjadi 1.052 Metrik Ton/hari. Kenaikan ini seiring dengan meningkatnya aktivitas memasak masyarakat di rumah.
Baca juga: Pertamina: Harga BBM bisa turun jika harga minyak dunia tetap rendah
Namun demikian di sisi lain, khususnya sektor usaha mikro, konsumsi LPG 3 Kg cenderung menurun, mengingat banyak pengusaha makanan kategori mikro yang biasa berjualan di sekitar perkantoran, sekolah dan fasilitas umum mulai mengurangi aktivitasnya.
"Kami selalu memastikan pasokan LPG PSO ini cukup bagi masyarakat. Selain agen dan pangkalan LPG kami tetap beroperasi selama masa bekerja dari rumah ini, Pertamina juga selalu melakukan pengecekan stok dan pasokan," tambah Dewi.
Baca juga: "Work From Home", masyarakat Jabar bisa pesan BBM dan LPG lewat Call Center 135
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kenaikan terjadi seiring dengan imbauan pemerintah agar masyarakat membatasi mobilisasi keluar rumah, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, sehingga masyarakat banyak melakukan aktivitas di rumah termasuk untuk memasak. Meski sebagian masyarakat beraktivitas dari rumah, petugas Pertamina tetap siap dan siaga bekerja melayani kebutuhan LPG masyarakat," kata Unit Manager Communication dan CSR MOR III Dewi Sri Utami dalam siaran persnya, Rabu.
Dewi mengatakan Pertamina mendukung upaya pemerintah yang mengimbau masyarkat untuk bekerja dan belajar dari rumah sehingga guna memudahkan masyarakat, Pertamina memberikan alternatif layanan pembelian LPG nonsubsidi melalui Call Center 135 bisa mendapatkan ongkos kirim.
Baca juga: "Work From Home", masyarakat Jabar bisa pesan BBM dan LPG lewat Call Center 135
Langkah tersebut mendapat tanggapan positif dari masyarakat, dimana terjadi peningkatan konsumsi LPG nonsubsidi rumah tangga di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten pada sepekan terakhir.
Layanan pemesanan LPG nonsubsidi melalui Call Center 135 mengalami peningkatan hingga 64 persen dibanding jumlah pemesanan pada bulan Februari 2020 lalu.
Layanan pesan antar melalui Call Center 135 untuk pembelian LPG nonsubsidi membantu konsumen tidak perlu keluar rumah, cukup menyebutkan jenis produk yang akan dipesan, serta alamat antar. Produk akan diantar dari pangkalan atau agen terdekat dari rumahnya.
Sebagai bentuk dukungan pada imbauan Pemerintah terkait social distancing, Pertamina memberikan promo diskon sebesar 25 persen dan gratis biaya pengantaran untuk pemesanan Bright Gas melalui Call Center 135 khusus untuk wilayah Bandung Raya, Sumedang dan Priangan Timur.
Baca juga: Pertamina klaim sejumlah pasokan BBM daerah aman
Program yang berlaku sejak tanggal 20 Maret akan berlangsung hingga akhir bulan Maret.
“Kami juga memaksimalkan upaya pencegahan penularan virus, dengan membekali petugas yang mengantarkan LPG menggunakan masker dan sarung tangan. Demikian halnya tabung LPG yang akan dikirim, dipastikan sudah disemprot desinfektan agar konsumen lebih aman dan nyaman,” ujarnya.
Apabila konsumen ingin memesan melalui Call Center 135, harga produk isi Bright Gas 5,5 Kg Rp65 ribu dan Rp141.700 Untuk Bright Gas 12 Kg. Dalam kondisi normal, biaya pengantaran sebesar Rp 8.000 untuk Bright Gas 5,5 kg dan Rp 15 ribu untuk Bright Gas 12 kg.
Sementara itu, pasokan LPG Subsidi 3 Kg di wilayah Bandung Raya, Sumedang dan Priangan Timur naik hampir 3 persen dari konsumsi normal, menjadi 1.052 Metrik Ton/hari. Kenaikan ini seiring dengan meningkatnya aktivitas memasak masyarakat di rumah.
Baca juga: Pertamina: Harga BBM bisa turun jika harga minyak dunia tetap rendah
Namun demikian di sisi lain, khususnya sektor usaha mikro, konsumsi LPG 3 Kg cenderung menurun, mengingat banyak pengusaha makanan kategori mikro yang biasa berjualan di sekitar perkantoran, sekolah dan fasilitas umum mulai mengurangi aktivitasnya.
"Kami selalu memastikan pasokan LPG PSO ini cukup bagi masyarakat. Selain agen dan pangkalan LPG kami tetap beroperasi selama masa bekerja dari rumah ini, Pertamina juga selalu melakukan pengecekan stok dan pasokan," tambah Dewi.
Baca juga: "Work From Home", masyarakat Jabar bisa pesan BBM dan LPG lewat Call Center 135
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020