Pemerintah Kota Bogor merencanakan akan menyelenggarakan tes masif deteksi corona di puskesmas setiap kecamatan atau di Stadion Pajajaran Kota Bogor.
"Soal rencana, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan tes masif deteksi corona. Kami masih menunggu alat tesnya tiba," kata Wakil Wali Kota Bogor di Kota Bogor, Selasa, yang disampaikan melalui video singkatnya.
Menurut Dedie A Rachim, Pemerintah Kota Bogor belum menentukan waktu dan lokasi penyelenggaraan tes masif deteksi corona, tapi masih menunggu alat tesnya tiba di Kota Bogor, untuk memastikan waktu dan jumlahnya.
"Dari informasi awal, kami mendengar kabar alat tes yang akan dikirim ke Kota Bogor sebanyak 500 sampai 1.000 unit. Dengan jumlah tersebut, tidak semua bisa menjalani tes," katanya.
Baca juga: Terkait COVID-19, 17 hotel hentikan operasional sementara di Kota Bogor
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, merencanakan tempat penyelenggaraan tes masif deteksi corona di puskesmas setiap kecamatan atau bisa juga di lokasi Stadion Pajajaran, dengan pola "drive thru" yakni peserta tes tidak turun dari kendaraan.
"Kami sedang menghitung perkiraan orang yang mendapat prioritas menjadi peserta tes, jumlahnya sekitar 500 sampai 1.000 orang," katanya.
Menurut dia, peserta tes masif deteksi corona yang diprioritaskan, kata dia, untuk orang dengan risiko (ODR). Mereka adalah, petugas kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien positif COVID-19, pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), serta lingkar dalam dari pasien positif COVID-19 serta lingkar dalam PDP.
Jumlah 500 sampai 1.000 itu, kata Dedie, masih kecil sehingga Pemerintah Kota Bogor masih akan menunggu bantuan dari pemerintah pusat untuk mengirimkan alat tes lagi untuk digunakan pada tes masif tahap kedua.
"Penyelenggaraan tes masif deteksi corona ini sasarannya untuk memetakan sebaran virus corona, sehingga bisa diantisipasi lebih akurat," katanya.
Baca juga: Polresta dan Kodim Kota Bogor patroli sosialisasi cegah COVID-19
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kami, menyatakan meralat nama tes untuk deteksi corona yang sebelumnya disebut tes massal menjadi tes masif.
Menurut Ridwan Kamil, tes masif bukan untuk mengetes semua orang, tapi hanya sebagian orang guna mencari peta sebaran COVID-19 dari mereka yang dicurigai dan radius mereka di mana saja.
"Setelah diketahui peta dan sebarannya maka akan lebih mudah melakukan pemutusan sebarannya," katanya.
Pelaksanan tes masif menggunakan rapid test, menurut dia, pelaksanannya tidak lama, hanya butuh waktu sekitar 10 menit sudah diketahui hasilnya.
"Peserta tes yang hasilnya negatif, dipersilakan kembali ke rumah, tapi peserta tes yang hasilnya positif akan dilakukan tindakan medis lanjutan," katanya.
Baca juga: Alasan Kantor DPRD Kabupaten Bogor tetap buka ditengah pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Soal rencana, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melakukan tes masif deteksi corona. Kami masih menunggu alat tesnya tiba," kata Wakil Wali Kota Bogor di Kota Bogor, Selasa, yang disampaikan melalui video singkatnya.
Menurut Dedie A Rachim, Pemerintah Kota Bogor belum menentukan waktu dan lokasi penyelenggaraan tes masif deteksi corona, tapi masih menunggu alat tesnya tiba di Kota Bogor, untuk memastikan waktu dan jumlahnya.
"Dari informasi awal, kami mendengar kabar alat tes yang akan dikirim ke Kota Bogor sebanyak 500 sampai 1.000 unit. Dengan jumlah tersebut, tidak semua bisa menjalani tes," katanya.
Baca juga: Terkait COVID-19, 17 hotel hentikan operasional sementara di Kota Bogor
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, merencanakan tempat penyelenggaraan tes masif deteksi corona di puskesmas setiap kecamatan atau bisa juga di lokasi Stadion Pajajaran, dengan pola "drive thru" yakni peserta tes tidak turun dari kendaraan.
"Kami sedang menghitung perkiraan orang yang mendapat prioritas menjadi peserta tes, jumlahnya sekitar 500 sampai 1.000 orang," katanya.
Menurut dia, peserta tes masif deteksi corona yang diprioritaskan, kata dia, untuk orang dengan risiko (ODR). Mereka adalah, petugas kesehatan yang bersentuhan langsung dengan pasien positif COVID-19, pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP), serta lingkar dalam dari pasien positif COVID-19 serta lingkar dalam PDP.
Jumlah 500 sampai 1.000 itu, kata Dedie, masih kecil sehingga Pemerintah Kota Bogor masih akan menunggu bantuan dari pemerintah pusat untuk mengirimkan alat tes lagi untuk digunakan pada tes masif tahap kedua.
"Penyelenggaraan tes masif deteksi corona ini sasarannya untuk memetakan sebaran virus corona, sehingga bisa diantisipasi lebih akurat," katanya.
Baca juga: Polresta dan Kodim Kota Bogor patroli sosialisasi cegah COVID-19
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kami, menyatakan meralat nama tes untuk deteksi corona yang sebelumnya disebut tes massal menjadi tes masif.
Menurut Ridwan Kamil, tes masif bukan untuk mengetes semua orang, tapi hanya sebagian orang guna mencari peta sebaran COVID-19 dari mereka yang dicurigai dan radius mereka di mana saja.
"Setelah diketahui peta dan sebarannya maka akan lebih mudah melakukan pemutusan sebarannya," katanya.
Pelaksanan tes masif menggunakan rapid test, menurut dia, pelaksanannya tidak lama, hanya butuh waktu sekitar 10 menit sudah diketahui hasilnya.
"Peserta tes yang hasilnya negatif, dipersilakan kembali ke rumah, tapi peserta tes yang hasilnya positif akan dilakukan tindakan medis lanjutan," katanya.
Baca juga: Alasan Kantor DPRD Kabupaten Bogor tetap buka ditengah pandemi COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020