Psikolog Universitas Indonesia Dr. Rose Mini Agoes Salim mengatakan cara memberi tahu tentang virus SARS-COV-2, penyebab penyakit COVID-19, kepada anak-anak sama seperti memberi tahu kepada orang dewasa.
"Menginformasikan COVID-19 yang diberikan kepada anak sebetulnya sama seperti yang biasa dilakukan untuk orang yang dewasa," katanya melalui telekonferensi di saluran resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor BNPB Jakarta, Kamis.
Namun demikian, ia mencatat bahwa cara yang lebih tepat untuk memberi tahu anak balita atau batita tentang COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan boneka atau video lucu.
Baca juga: Upaya masyarakat tanggulangi COVID-19 diapresiasi Puan Maharani
"Atau sesuatu seperti virus yang kalau kita dekati itu bisa berbahaya," katanya.
Langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua untuk memberi edukasi tentang corona, terutama untuk anak-anak yang sudah besar, kata dia, adalah dengan berdiskusi.
Baca juga: Peneliti ITB prediksi kasus COVID-19 berakhir pada pertengahan April
"Apa yang perlu didiskusikan? Tanyakan dulu ke anak apa yang mereka ketahui tentang COVID-19," ujarnya.
Bahan diskusi dapat dimulai dari apa yang mereka ketahui, sehingga anak-anak akan dengan mudah mencerna informasi selanjutnya.
Baca juga: DPRD sebut Dinkes Kabupaten Bogor gagap deteksi COVID-19
Selain itu, orang tua juga perlu memberi tahu kepada anak tentang alasan yang mengharuskan mereka untuk tidak pergi ke sekolah sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran dan juga kecemasan.
"(Kecemasan) ini sangat berdampak berat kepada anak-anak," ujarnya.
Anak akan mudah cemas, terutama jika orang tuanya juga menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
"Masalahnya karena cemas itu sangat mudah untuk ditularkan. Artinya orang tua yang cemas akan membuat anaknya jadi cemas," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan orang tua sebaiknya tidak memberi informasi bahwa orang yang terjangkit penyakit COVID-19 itu pasti akan meninggal.
Baca juga: Ini hukumnya tebar kepanikan dan info hoaks soal COVID-19
Hal tersebut, menurut dia, tidak layak untuk diberitahukan kepada anak. Untuk itu yang perlu difokuskan adalah dengan memberi pemahaman ke anak bahwa COVID-19 dapat dicegah dan disembuhkan.
"Tegaskan pula bahwa orang yang terkena virus sudah ada buktinya yang sembuh," katanya.
Baca juga: Masyarakat utamakan keselamatan dalam beribadah pinta Wapres Ma'ruf
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Menginformasikan COVID-19 yang diberikan kepada anak sebetulnya sama seperti yang biasa dilakukan untuk orang yang dewasa," katanya melalui telekonferensi di saluran resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kantor BNPB Jakarta, Kamis.
Namun demikian, ia mencatat bahwa cara yang lebih tepat untuk memberi tahu anak balita atau batita tentang COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan boneka atau video lucu.
Baca juga: Upaya masyarakat tanggulangi COVID-19 diapresiasi Puan Maharani
"Atau sesuatu seperti virus yang kalau kita dekati itu bisa berbahaya," katanya.
Langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua untuk memberi edukasi tentang corona, terutama untuk anak-anak yang sudah besar, kata dia, adalah dengan berdiskusi.
Baca juga: Peneliti ITB prediksi kasus COVID-19 berakhir pada pertengahan April
"Apa yang perlu didiskusikan? Tanyakan dulu ke anak apa yang mereka ketahui tentang COVID-19," ujarnya.
Bahan diskusi dapat dimulai dari apa yang mereka ketahui, sehingga anak-anak akan dengan mudah mencerna informasi selanjutnya.
Baca juga: DPRD sebut Dinkes Kabupaten Bogor gagap deteksi COVID-19
Selain itu, orang tua juga perlu memberi tahu kepada anak tentang alasan yang mengharuskan mereka untuk tidak pergi ke sekolah sehingga tidak menimbulkan rasa penasaran dan juga kecemasan.
"(Kecemasan) ini sangat berdampak berat kepada anak-anak," ujarnya.
Anak akan mudah cemas, terutama jika orang tuanya juga menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
"Masalahnya karena cemas itu sangat mudah untuk ditularkan. Artinya orang tua yang cemas akan membuat anaknya jadi cemas," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan orang tua sebaiknya tidak memberi informasi bahwa orang yang terjangkit penyakit COVID-19 itu pasti akan meninggal.
Baca juga: Ini hukumnya tebar kepanikan dan info hoaks soal COVID-19
Hal tersebut, menurut dia, tidak layak untuk diberitahukan kepada anak. Untuk itu yang perlu difokuskan adalah dengan memberi pemahaman ke anak bahwa COVID-19 dapat dicegah dan disembuhkan.
"Tegaskan pula bahwa orang yang terkena virus sudah ada buktinya yang sembuh," katanya.
Baca juga: Masyarakat utamakan keselamatan dalam beribadah pinta Wapres Ma'ruf
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020