Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan pembangunan sarana pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel di Provinsi Jawa Barat akan dimulai pertengahan 2020.
Pembangunan sarana itu berlokasi di Sarimukti, Kabupaten Bandung, dan Galuga, Kabupaten Bogor, dengan waktu konstruksi diperkirakan selama sembilan bulan.
"Kalau ini urusan lancar, baik Sarimukti maupun Galuga, maka fasilitas Plastic Energy ini bisa kita mulai pembangunannya di pertengahan tahun ini selama sembilan bulan proses konstruksi," kata Ridwan Kamil seusai melakukan audiensi dengan pihak Plastic Energy Ltd di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Rabu.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar bekerja sama dengan Plastic Energy Limited (Ltd) akan mengembangkan upaya konversi sampah plastik menjadi bahan bakar pengganti batubara dalam skala industri.
Dia mengatakan bila proyek pengolahan sampah plastik ini berhasil maka Jabar menjadi provinsi pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem pengolahan sampah plastik terpadu.
Rencananya, pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel ini akan dibangun di lima lokasi yaitu Bandung, Bogor, Bekasi, Ciayumajakuning dan Tasikmalaya.
Sarimukti dan Galuga dipilih menjadi lokasi pertama karena dinilai paling siap untuk dibangun.
Terkait investasi Plastic Energy Ltd, Kang Emil mengatakan bahwa seluruh biaya konstruksi ditanggung oleh perusahaan asal Inggris itu dengan nilai sekitar Rp750 miliar per lokasi.
"Lima puluh juta euro atau sekitar750 miliar rupiah per lokasi," katanya.
Sementara itu, Founder and Chief Executive Officer (CEO) Plastic Energy Ltd Carlos Monreal mengatakan, kedua sistem pengolahan sampah plastik ini akan mampu mengubah 50.000 ton sampah plastik per tahun menjadi sumber bahan bakar.
"Pengolahan sampah di Bandung dapat menampung 600 ton sampah plastik per hari dan jika ditotal, Bandung dan Bogor dapat menampung 50.000 ton sampah plastik per tahunnya," beber Carlos.
Dalam agenda pertemuan dengan Kang Emil di London pada Juli 2019, Carlos lebih dulu menjelaskan bahwa satu ton sampah plastik dapat menghasilkan 85 liter biodiesel alias green diesel yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil hingga truk.
Baca juga: Kurangi sampah plastik, Pemkot Bandung keluarkan Perwali
Baca juga: Larangan penggunaan kantong plastik di Bogor didukung Alfamart
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pembangunan sarana itu berlokasi di Sarimukti, Kabupaten Bandung, dan Galuga, Kabupaten Bogor, dengan waktu konstruksi diperkirakan selama sembilan bulan.
"Kalau ini urusan lancar, baik Sarimukti maupun Galuga, maka fasilitas Plastic Energy ini bisa kita mulai pembangunannya di pertengahan tahun ini selama sembilan bulan proses konstruksi," kata Ridwan Kamil seusai melakukan audiensi dengan pihak Plastic Energy Ltd di Gedung Negara Pakuan Kota Bandung, Rabu.
Dia mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar bekerja sama dengan Plastic Energy Limited (Ltd) akan mengembangkan upaya konversi sampah plastik menjadi bahan bakar pengganti batubara dalam skala industri.
Dia mengatakan bila proyek pengolahan sampah plastik ini berhasil maka Jabar menjadi provinsi pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem pengolahan sampah plastik terpadu.
Rencananya, pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel ini akan dibangun di lima lokasi yaitu Bandung, Bogor, Bekasi, Ciayumajakuning dan Tasikmalaya.
Sarimukti dan Galuga dipilih menjadi lokasi pertama karena dinilai paling siap untuk dibangun.
Terkait investasi Plastic Energy Ltd, Kang Emil mengatakan bahwa seluruh biaya konstruksi ditanggung oleh perusahaan asal Inggris itu dengan nilai sekitar Rp750 miliar per lokasi.
"Lima puluh juta euro atau sekitar750 miliar rupiah per lokasi," katanya.
Sementara itu, Founder and Chief Executive Officer (CEO) Plastic Energy Ltd Carlos Monreal mengatakan, kedua sistem pengolahan sampah plastik ini akan mampu mengubah 50.000 ton sampah plastik per tahun menjadi sumber bahan bakar.
"Pengolahan sampah di Bandung dapat menampung 600 ton sampah plastik per hari dan jika ditotal, Bandung dan Bogor dapat menampung 50.000 ton sampah plastik per tahunnya," beber Carlos.
Dalam agenda pertemuan dengan Kang Emil di London pada Juli 2019, Carlos lebih dulu menjelaskan bahwa satu ton sampah plastik dapat menghasilkan 85 liter biodiesel alias green diesel yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil hingga truk.
Baca juga: Kurangi sampah plastik, Pemkot Bandung keluarkan Perwali
Baca juga: Larangan penggunaan kantong plastik di Bogor didukung Alfamart
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020