Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikutura, Cianjur, Jawa Barat, menunggu hasil kajian Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMG) terkait dampak dan langkah yang harus dilakukan terhadap lahan persawahan yang terdampak pergerakan tanah.

Kabid Ketahanan pangan, Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Cianjur, Abdul Hanan, di Cianjur Senin mengatakan enam hektar areal persawahan rusak karena pergerakan tanah di dua desa, yakni Desa Cibanteng dan Desa Sukamahi Kecamatan Sukaresmi.

"Kami menunggu hasil apakah kajian dari PVMG area persahawan tersebut masih dapat ditanami padi kembali atau tidak. Kalau tidak kami akan segera memberikan bantuan bibit pohon keras," katanya.

Namun pihaknya berharap lahan seluas enam hektar tersebut masih dapat ditanami agar petani di wilayah tersebut tidak kehilangan mata pencarian dan beralih ke wilayah lain karena kawasan tersebut masuk dalam lumbung padi Cianjur.

Saat ini, ungkap dia, pihaknya juga masih menunggu laporan terkait pergerakan tanah dan longsor yang juga melanda areal persawahan di Kecamatan Kadupandak agar segera dilakukan penanganan.

"Kami baru mendapat laporan dari teman-teman wartawan, kami akan coba cek, berapa luas lahan terdampak, berikut lokasi lainnya juga yang berpotensi mengakibatkan lahan pertanian rusak," katanya.

Ia menambahkan, saat ini laporan yang masuk terkait rusaknya lahan pertanian akibat bencana alam belum seluruhnya di terima dinas pertanian, sehingga pihaknya akan berkordinasi dengan BPBD Cianjur, agar dapat segera melakukan penanganan.

"Meskipun tidak berpengaruh besar terhadap stok beras Cianjur, namun kami upayakan petani tetap dapat mengharap lahannya, sekalipun harus pindah ke lokasi yang dinilai aman," katanya.

Baca juga: BPBD Cianjur catat 10 kejadian bencana selama awal Januari

Baca juga: Sawah di Cibolang Cianjur terancam gagal panen akibat pergerakan tanah


Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020