Penyedia layanan video sesuai permintaan atau video-on-demand, HOOQ, bertekad untuk memperbanyak konten yang berasal dari Indonesia.

"Kami akan mendorong (konten lokal), baik produksi sendiri maupun orang lain," kata pimpinan HOOQ Indonesia, Guntur Siboro, saat jumpa pers di Jakarta, Senin.

HOOQ hingga saat ini menggandeng beberapa rumah produksi untuk memasok konten ke platform mereka, antara lain dengan Starvision dan MD Pictures serta produksi independen.

Guntur tidak mengetahui secara persis berapa persentase konten lokal dengan konten asing yang ada di HOOQ, namun, jumlah konten asing saat ini masih lebih besar dibandingkan konten lokal.

Salah satu cara HOOQ untuk menggenjot konten lokal adalah melalui produksi konten original atau konten yang hanya disiarkan di platform tersebut.

"Kami sudah mulai sejak tiga tahun lalu," kata Guntur.

Konten original yang sudah diproduksi Netflix antara lain serial "Cek Toko Sebelah", "Brata" dan "Keluarga Badak".

HOOQ berkomitmen untuk terus menjalankan produksi konten original meski pun produksi tidak bisa cepat dan membutuhkan ide-ide yang segar.

Kendala lainnya dalam mengembangkan konten lokal, menurut Guntur, adalah kuantitas produksi di Indonesia yang belum begitu banyak, jika dibandingkan dengan konten dari luar negeri, misalnya Bollywood India.

HOOQ baru saja menjalin kerja sama dengan Indosat Oooredoo, antara lain menyediakan promosi dan pembayaran dengan pulsa untuk pelanggan operator seluler tersebut.

Baca juga: Samsung bidik pangsa ponsel 'gaming' tahun ini


 

Pewarta: Natisha Andarningtyas

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020