Pasar penampungan Pasar Pelita Kota Sukabumi, Jawa Barat, di Jalan Tipar Gede terus ditinggalkan pedagang karena minimnya pembeli dan lokasi yang dinilai tidak strategis.
"Jumlah kios yang kami sediakan untuk menampung pedagang khususnya pedagang Pasar Pelita yang saat ini bangunannya sedang dibangun ulang ini sebanyak 670 unit, namun yang diisi atau aktif sekarang hanya sekitar 90 unit saja dan itu pun terus berkurang," kata Kepala UPTD Pasar Pelita dan Penampungan Sukabumi Djabier Ohorlla di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan pedagang yang mengisi pasar penampungan ini meninggalkan kiosnya seperti minimnya pembeli, memilih berdagang di tempat lain dan ada juga yang menunggu pembangunan Pasar Pelita tuntas, sehingga memutuskan untuk sementara tidak berdagang.
Belum lagi, pasar penampungan ini sudah dua kali kebakaran yang pertama pada 9 November 2019 dan terbaru pada 20 Januari 2020. Mayoritas pemilik dan penyewa kios yang menjadi korban kebakaran memilih tidak kembali lagi berjualan di pasar tersebut.
Sementara, untuk pedagang yang meninggalkan kiosnya, mereka memilih berdagang di sekitar areal pembangunan Pasar Pelita dan menjadi pedaang kaki lima serta ada juga yang memilih berjualan di depan Toserba Ramayana yang jaraknya tidak jauh dari lokasi pasar penampungan.
"Itu hak mereka untuk memilih berdagang di mana saja asalkan tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu aktivitas khususnya di lokasi pembangunan Pasar Pelita," tambahnya.
Djabier mengatakan tidak menutup kemungkinan jumlah pedagang yang menghuni pasar penampungan ini terus berkurang apalagi baru saja terjadi kebakaran yang mengakibatkan sembilan kios terbakar.
Sebenarnya, pasar penampungan yang lahannya milik PT Pertamina ini dibangun Pemkot Sukabumi untuk menampung sementara para pedagang Pasar Pelita sambil menunggu pembangunan pasarnya selesai. Tapi karena lain hal banyak di antara mereka yang tidak memanfaatkan kios yang ada di lokasi penampungan sementara tersebut.
Baca juga: Kebakaran pasar di Sukabumi, dua pedagang terluka
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jumlah kios yang kami sediakan untuk menampung pedagang khususnya pedagang Pasar Pelita yang saat ini bangunannya sedang dibangun ulang ini sebanyak 670 unit, namun yang diisi atau aktif sekarang hanya sekitar 90 unit saja dan itu pun terus berkurang," kata Kepala UPTD Pasar Pelita dan Penampungan Sukabumi Djabier Ohorlla di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan pedagang yang mengisi pasar penampungan ini meninggalkan kiosnya seperti minimnya pembeli, memilih berdagang di tempat lain dan ada juga yang menunggu pembangunan Pasar Pelita tuntas, sehingga memutuskan untuk sementara tidak berdagang.
Belum lagi, pasar penampungan ini sudah dua kali kebakaran yang pertama pada 9 November 2019 dan terbaru pada 20 Januari 2020. Mayoritas pemilik dan penyewa kios yang menjadi korban kebakaran memilih tidak kembali lagi berjualan di pasar tersebut.
Sementara, untuk pedagang yang meninggalkan kiosnya, mereka memilih berdagang di sekitar areal pembangunan Pasar Pelita dan menjadi pedaang kaki lima serta ada juga yang memilih berjualan di depan Toserba Ramayana yang jaraknya tidak jauh dari lokasi pasar penampungan.
"Itu hak mereka untuk memilih berdagang di mana saja asalkan tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu aktivitas khususnya di lokasi pembangunan Pasar Pelita," tambahnya.
Djabier mengatakan tidak menutup kemungkinan jumlah pedagang yang menghuni pasar penampungan ini terus berkurang apalagi baru saja terjadi kebakaran yang mengakibatkan sembilan kios terbakar.
Sebenarnya, pasar penampungan yang lahannya milik PT Pertamina ini dibangun Pemkot Sukabumi untuk menampung sementara para pedagang Pasar Pelita sambil menunggu pembangunan pasarnya selesai. Tapi karena lain hal banyak di antara mereka yang tidak memanfaatkan kios yang ada di lokasi penampungan sementara tersebut.
Baca juga: Kebakaran pasar di Sukabumi, dua pedagang terluka
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020