Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,4 miliar untuk rehabilitasi ratusan sekolah terdampak banjir yang melanda wilayah itu sejak awal tahun 2020.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Uu Saeful Mikdar mengatakan anggaran tersebut bersumber dari dana tidak terduga yang dibelanjakan secara langsung.
"Jumlah sekolah yang terdampak banjir adalah 27 SD, 21 SMP, dan 95 PAUD dengan tingkat kerusakan berbeda tergantung katagorinya, ada ringan, sedang dan berat. Tapi untuk katagori berat tidak terlalu banyak," kata Uu di Plaza Pemkot Bekasi, Jumat (10/1/2020).
Selain rehabilitasi ratusan sekolah dana tersebut juga akan dialokasikan untuk belanja meja siswa sebanyak 1.600 unit, kursi siswa 2.288 unit, meja guru 136 unit, kursi guru 136 unit, lemari 79 unit, dan papan tulis sebanyak 14 unit.
Uu mengatakan dana sebesar itu merupakan anggaran tidak terduga yang digunakan berdasar instruksi Wali Kota Bekasi kepada seluruh jajaran OPD untuk fokus menangani banjir dengan durasi waktu yang ditetapkan.
"Posisinya menggunakan dana tidak terduga yang bisa dikeluarkan pada saat bencana terjadi. Pengadaan tidak lagi melalui lelang atau tender pada umumnya karena situasinya bencana dan sifatnya darurat," ungkapnya.
Dia berharap dengan waktu tersisa pihaknya dapat menyelesaikan pemulihan sekolah sehingga proses belajar mengajar di Kota Bekasi bisa berjalan dengan normal.
"Mudah-mudahan dengan pengalokasian ini dapat memulihkan kembali proses belajar mengajar. Tetapi PKBM secara umum sudah normal, hanya jumlah siswa yang tidak hadir cukup banyak, itu pun pada sekolah tertentu saja," katanya.
Dinas Pendidikan juga mengimbau setiap sekolah untuk mendata siswa yang terdampak banjir. Hal itu dilakukan agar siswa terdampak banjir tidak terlalu lama tidak masuk sekolah.
"Misalnya SDN Jatirasa yang siswanya mencapai 150 orang tidak bisa sekolah. Semua harus didata lalu dikomunikasikan kepada kami agar dicari jalan keluarnya seperti apa. Tetapi tidak hanya siswa, guru juga kita perhatikan," katanya.
Pihaknya optimistis proses belajar mengajar dapat berjalan normal pekan depan sebab seluruh lembaga dan instansi telah turun andil membersihkan sisa lumpur dan sampah.
"Saya optimistis pekan depan semua sudah bisa berjalan normal. Apalagi instruksi Pak Wali agar masalah banjir selesai dalam waktu yang tersisa ini," kata Uu.
Baca juga: Wali Kota: Dampak banjir landa 75 wilayah Kota Bekasi
Baca juga: Kota Bekasi segera perbaiki 89 tanggul rusak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Uu Saeful Mikdar mengatakan anggaran tersebut bersumber dari dana tidak terduga yang dibelanjakan secara langsung.
"Jumlah sekolah yang terdampak banjir adalah 27 SD, 21 SMP, dan 95 PAUD dengan tingkat kerusakan berbeda tergantung katagorinya, ada ringan, sedang dan berat. Tapi untuk katagori berat tidak terlalu banyak," kata Uu di Plaza Pemkot Bekasi, Jumat (10/1/2020).
Selain rehabilitasi ratusan sekolah dana tersebut juga akan dialokasikan untuk belanja meja siswa sebanyak 1.600 unit, kursi siswa 2.288 unit, meja guru 136 unit, kursi guru 136 unit, lemari 79 unit, dan papan tulis sebanyak 14 unit.
Uu mengatakan dana sebesar itu merupakan anggaran tidak terduga yang digunakan berdasar instruksi Wali Kota Bekasi kepada seluruh jajaran OPD untuk fokus menangani banjir dengan durasi waktu yang ditetapkan.
"Posisinya menggunakan dana tidak terduga yang bisa dikeluarkan pada saat bencana terjadi. Pengadaan tidak lagi melalui lelang atau tender pada umumnya karena situasinya bencana dan sifatnya darurat," ungkapnya.
Dia berharap dengan waktu tersisa pihaknya dapat menyelesaikan pemulihan sekolah sehingga proses belajar mengajar di Kota Bekasi bisa berjalan dengan normal.
"Mudah-mudahan dengan pengalokasian ini dapat memulihkan kembali proses belajar mengajar. Tetapi PKBM secara umum sudah normal, hanya jumlah siswa yang tidak hadir cukup banyak, itu pun pada sekolah tertentu saja," katanya.
Dinas Pendidikan juga mengimbau setiap sekolah untuk mendata siswa yang terdampak banjir. Hal itu dilakukan agar siswa terdampak banjir tidak terlalu lama tidak masuk sekolah.
"Misalnya SDN Jatirasa yang siswanya mencapai 150 orang tidak bisa sekolah. Semua harus didata lalu dikomunikasikan kepada kami agar dicari jalan keluarnya seperti apa. Tetapi tidak hanya siswa, guru juga kita perhatikan," katanya.
Pihaknya optimistis proses belajar mengajar dapat berjalan normal pekan depan sebab seluruh lembaga dan instansi telah turun andil membersihkan sisa lumpur dan sampah.
"Saya optimistis pekan depan semua sudah bisa berjalan normal. Apalagi instruksi Pak Wali agar masalah banjir selesai dalam waktu yang tersisa ini," kata Uu.
Baca juga: Wali Kota: Dampak banjir landa 75 wilayah Kota Bekasi
Baca juga: Kota Bekasi segera perbaiki 89 tanggul rusak
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020