Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kiprah lima pesantren delegasi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat di ajang 7th OIC Halal Expo and 5th World Halal Summit 2019 di Istanbul, Turki, yang berhasil mencetak transaksi dan komitmen bisnis dengan sejumlah negara.

Kelima Pesantren Program One Pesantren One Product (OPOP) tersebut ialah Al Ittifaq (Kabupaten Bandung), Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman (Kabupaten Bogor), Pesantren Daarut Tauhid (Kota Bandung), Pesantren Al Idrisiyyah (Kabupaten Tasikmalaya), dan Pesantren Husnul Khotimah (Kabupaten Kuningan).

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) Yuningsih, Selasa, menyatakan pihaknya menyambut baik pengiriman perwakilan pesantren OPOP ini ke World Halal Summit 2029.

Yuningsih berharap bahwa Program OPOP ini bisa berlangsung terus dan lebih banyak lagi pesantren yang bisa tampil di pameran-pameran tingkat dunia, dan memasarkan produknya keluar negeri.

Politisi perempuan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Jabar ini mengatakan, bantuan OPOP jauh lebih bagus dibanding hibah biasa karena dengan OPOP ini bantuan lebih terarah, ada pendampingan dan ada sasaran lain, seperti kebangkitan ekonomi dan networking.

Oleh karena itu Yuningsih berharap bahwa system pesantren Indonesia yang juga berfungsi sebagai agen pembangunan di wilayahnya, bisa menjadi model bagi pesantren lain.

Selain itu, ia juga berharap agar tiap pesantren mengemukakankeunikan-keunikan produknya.

"Kami di DPRD akan mendukung program OPOP ini, karena saya melihat aspek positif untuk penguatan pesantren ke depan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, dia merasa bangga bahwa beberapa pondokpesantren memiliki produk-produk yang diunggulkan dan menembus pasar.

Menurut dia, kelima pesantren ini merupakan percontohan yang diajukan Pemprov Jabar ke dunia internasional dan mendapat sambutan hangat.

"Saya melihat langsung antusiasme pasar luar negeri dengan pesantren-pesantren ini dalam World Summit ini. Terbukti dengan adanya MoU-MoU pembelian produk-produk pesantren kita," ujarnya.

Dia mengatakan, untuk memenuhi permintaan pasar dunia ini, maka semua pesantren harus bekerja sama karena tidak mungkin pesanan yang banyak itu dipenuhi satu pesantren saja.

Selain itu, tindak lanjut dari pameran internasional ini perlu melibatkan dinas-dinas lain di luar Dinas Koperasi dan Usaha Kecil.

"Kita harus libatkan dinas lain dan konsultan ekspor agar bisa merespons komitmen bisnis dengan cepat," katanya.

Tentang expo di masa mendatang, dia berharap agar pesantren yang ikut lebih dari lima pesantren namun pesantren itu harus punya kemapuan berkomunikasi, memahami system perdagangan.

"Dalam pameran seperti ini, kendalanya adalah bahasa. Perusahaan-perusahaan yang bertransaksi dengan pesantren kita berasa dari negeri-negeri yang berbahasa Prancis, Afrika, Arab, Rusia dan lain-lain," ujarnya.

Pihaknya juga akan melakukan pelatihan untuk menghadapi ekpsor saja. dan selain prosedur ekspor, juga ada pelatihan negosiasi.

"Selama ini, orang luar menganggap kita sebagai pasar, suatu saat kita harus jadi produsen," kata dia.

Baca juga: Lima pesantren Jabar hasilkan transaksi bisnis di World Halal Summit 2019

Baca juga: Delegasi sejumlah negera tertarik dengan sistem kewirausahaan pesantren Jawa Barat

 

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019