PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan bahwa jalan layang Jakarta-Cikampek (Japek) akan difungsikan pada Desember 2019, dan pada saat ini skema pembayarannya sedang dibahas oleh berbagai pihak terkait.
"Yang pasti (Japek) tetap akan dibuka pada Desember," kata Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal dalam acara Media Briefing di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, untuk mencari skema pembayaran bagi pengguna Japek memang tidak sederhana karena mesti diingat bahwa meski dibangun untuk bagian atas atau layang, tetapi hal itu juga bermanfaat bagi jalur bawah.
Hal tersebut, lanjutnya, karena dengan adanya dua jalur juga akan memecah trafik atau jalur kemacetan yang dahulunya menumpuk hanya di bawah.
Ia mengemukakan bahwa saat ini, Jasa Marga dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sedang intensif mencari formulasi yang ideal.
"Bagaimana dari sisi trafik ini bisa kami pecah, tetapi dari sisi penghitungan biaya investasinya juga bisa di-cover," ungkapnya.
Donny mengakui bahwa kemungkinan tidak ada solusi yang maksimal sehingga isu tersebut perlu diselesaikan secara lebih hati-hati.
Sementara itu, Vice President Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto menyatakan bahwa biasanya sebelum ditetapkan tarif resmi ada masa fungsional terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan dengan dibuka saat Natal dan Tahun Baru, khususnya elevated itu sangat mendukung mereka yang ingin berlibur atau ingin merayakan Natal di kampung," ucapnya.
Mengenai berapa lama diskusi mengenai skema pembayaran, Eka mengemukakan bahwa hal itu tidak bisa ditentukan karena tergantung pembahasan dengan pemerintah.
Sebelumnya, Kepala BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan bahwa skema tarif untuk jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II sedang dibahas berbagai pihak terkait.
Danang Parikesit menyatakan, skema tarif tengah dibahas disesuaikan dengan tarif pada ruas tol eksisting atau dilakukan rebalancing.
"Masih kami bahas terus dengan Ditjen Bina Marga dan PT. Jasa Marga, mudah-mudahan dapat disepakati skemanya sebelum Natal," kata Danang.
Kementerian PUPR tengah mempercepat pembangunan Japek II sepanjang 36,4 kilometer, di mana jalan tol itu dibangun untuk memperlancar arus barang dan mendukung kegiatan masyarakat kawasan metropolitan yang saat ini sudah sangat padat.
Dengan selesainya tol ini maka diharapkan akan menunjang kelancaran mobilitas angkutan logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 3 kawasan industri di Cikarang, Karawang dan Cibitung maupun arus lalu lintas dari Jakarta ke arah Bandung dan ke arah Tol Trans Jawa.
"Sesuai arahan Bapak Menteri PUPR, Tol Japek II agar segera dioperasikan akhir November atau awal Desember 2019 supaya bisa digunakan saat mudik Natal dan Tahun Baru mendatang," jelasnya.
Proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan bentuk kerja sama operasi (KSO) antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk, dengan biaya konstruksi sebesar Rp 11,69 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Yang pasti (Japek) tetap akan dibuka pada Desember," kata Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal dalam acara Media Briefing di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, untuk mencari skema pembayaran bagi pengguna Japek memang tidak sederhana karena mesti diingat bahwa meski dibangun untuk bagian atas atau layang, tetapi hal itu juga bermanfaat bagi jalur bawah.
Hal tersebut, lanjutnya, karena dengan adanya dua jalur juga akan memecah trafik atau jalur kemacetan yang dahulunya menumpuk hanya di bawah.
Ia mengemukakan bahwa saat ini, Jasa Marga dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sedang intensif mencari formulasi yang ideal.
"Bagaimana dari sisi trafik ini bisa kami pecah, tetapi dari sisi penghitungan biaya investasinya juga bisa di-cover," ungkapnya.
Donny mengakui bahwa kemungkinan tidak ada solusi yang maksimal sehingga isu tersebut perlu diselesaikan secara lebih hati-hati.
Sementara itu, Vice President Corporate Finance Jasa Marga Eka Setya Adrianto menyatakan bahwa biasanya sebelum ditetapkan tarif resmi ada masa fungsional terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan dengan dibuka saat Natal dan Tahun Baru, khususnya elevated itu sangat mendukung mereka yang ingin berlibur atau ingin merayakan Natal di kampung," ucapnya.
Mengenai berapa lama diskusi mengenai skema pembayaran, Eka mengemukakan bahwa hal itu tidak bisa ditentukan karena tergantung pembahasan dengan pemerintah.
Sebelumnya, Kepala BPJT Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit mengatakan bahwa skema tarif untuk jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II sedang dibahas berbagai pihak terkait.
Danang Parikesit menyatakan, skema tarif tengah dibahas disesuaikan dengan tarif pada ruas tol eksisting atau dilakukan rebalancing.
"Masih kami bahas terus dengan Ditjen Bina Marga dan PT. Jasa Marga, mudah-mudahan dapat disepakati skemanya sebelum Natal," kata Danang.
Kementerian PUPR tengah mempercepat pembangunan Japek II sepanjang 36,4 kilometer, di mana jalan tol itu dibangun untuk memperlancar arus barang dan mendukung kegiatan masyarakat kawasan metropolitan yang saat ini sudah sangat padat.
Dengan selesainya tol ini maka diharapkan akan menunjang kelancaran mobilitas angkutan logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 3 kawasan industri di Cikarang, Karawang dan Cibitung maupun arus lalu lintas dari Jakarta ke arah Bandung dan ke arah Tol Trans Jawa.
"Sesuai arahan Bapak Menteri PUPR, Tol Japek II agar segera dioperasikan akhir November atau awal Desember 2019 supaya bisa digunakan saat mudik Natal dan Tahun Baru mendatang," jelasnya.
Proyek pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan bentuk kerja sama operasi (KSO) antara PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersama PT Acset Indonusa Tbk, dengan biaya konstruksi sebesar Rp 11,69 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019