Asosiasi Teh Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian Indonesia menggelar acara "National Tea Competition 2019" dan Penobatan Duta Teh Indonesia di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat, sebagai upaya untuk mendongkrak industri teh Tanah Air agae lebih mendunia lagi.

"Jadi acara ini merupakan langkah awal untuk kembali meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi teh tanah air dan juga mempopulerkan teh menjadi minuman favorit masyarakat Indonesia," Ketua Dewan pembina Asosiasi Teh Indonesia, Dr Ir Wahyu MM.

Wahyu mengatakan National Tea Competition 2019 merupakan kompetisi teh tingkat nasional  pertama kali yang diselenggarakan di Indonesia. 

Tujuan dari National Tea Competition 2019 adalah memilih teh asal Indonesia yang berkualitas paling baik untuk jenis Teh Hitam Orthodox, Teh Hitam CTC, Teh Hijau, Teh Putih, dan Teh Wangi. 

Dia menuturkan kegiatan ini bertujuan memberikan apresiasi kepada produsen teh yang mempunyai kualitas terbaik pada kompetisi ini yang akan kemudian diikutsertakan dalam lomba teh tingkat dunia di Korea Selatan akhir tahun ini.

Dia mengatakan pusat perkebunan teh di Indonesia beragam, mulai dari Jawa Barat, Sumatra, Jawa 
Tengah dan beberapa daerah lainnya. 

Provinsi Jawa Barat, kata dia, memiliki areal komoditi teh seluas 92.816 hektare atau 77,64 persen dari luas areal perkebunan teh nasional. 

Sementara itu, Ketua Panitia National Tea Competition 2019 Dede Kusdiman mengatakan di dalam acara tersebut ada tim penilai atau penguji mutu teh yang dilombakan.

Mereka adalah tim independen yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri yang ahli dalam pengujian teh. 

Peserta National Tea Competition 2019 terdiri dari 16 perusahaan, sebanyak 54 pabrik teh mengirimkan sampel sebanyak 89 sampel.

Dede mengatakan tidak hanya penilaian teh terbaik, pada kegiatan ini Asosiasi Teh Indonesia dan menobatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri, yakni Atalia Praratya, serta Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan beserta istri, yakni Sonya Fatmala, menjadi Duta Teh Indonesia periode 2019-2020. 

"Jadi acara penobatan ini diharapkan dapat meningkatkan citra teh Indonesia melalui berbagai kegiatan promosi dan edukasi sehingga masyarakat dapat lebih mengenal teh yang berkualitas, serta memajukan industri teh nasional," katanya.

Dia mengatakan upaya ini ditempuh dalam menyikapi perkembangan kinerja industri teh nasional selama lebih dari satu dekade terakhir yang dirasakan kurang menggembirakan, baik dalam peningkatan volume, kualitas produksi atau pemasaran.

Oleh karena itu, pihaknya menilai perlu dilakukan upaya penyelamatan industri teh nasional yang diikuti produsen atau perusahaan milik BUMN, swasta, koperasi, serta petani teh atau gapoktan yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Dede menambahkan produksi teh Tanah Air mengalami penurunan baik luas areal dan produksinya dan pada 2019 terdapat 119 ribu hektar lahan perkebunan teh, menurun dari 140 ribu hektare sejaum 10 tahun lalu.

"Negara Indonesia menjadi penghasil teh nomor tiga di dunia dulu, sekarang peringkat ke-tujuh. Lima tahun terakhir bisa ekspor 50 ribu ton dan sekarang hanya 40 ribu ton per tahun," kata dia.
 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019