Hasil survei yang dilakukan oleh Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), bersama Instagram Depok 24 Jam menyebutkan sosok calon Wali Kota Depok mendatang yang diinginkan masyarakat bukanlah melihat dari partai, asal daerah, atau dengan kata lain "Siapa Saja".
"Mereka tidak memperdulikan asal usul pemimpin, namun intinya dia mampu menyelesaikan masalah Kota Depok secara nyata seperti Kriminal, Pendidikan, Sampah. Tidak perduli dia dari kalangan manapun (Partai dan Non Partai), atau bukan orang Depok asli yang terpenting mampu menyelesaikan permasalahan yang ada," kata Pendiri Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati di Depok, Jawa Barat, Jumat.
Survei kualitatif dengan Google form terjaring 2.800 responden. Respons masyarakat terhadap elektabilitas partai sangatlah kecil.
Netijen cerdas akan lebih memilih kinerja daripada partai atau personal namun mereka masih punya selera konvensional untuk tetap mempertahankan preferensi terhadap tokoh muslim dengan gender laki-laki.
Hasil survei juga menyebutkan kepuasan akan birokrasi (Pemerintah) juga terukur hanya dua persen. Dengan kata lain, banyak ketidapuasan masyarakat terhadap pemerintah saat ini, oleh sebab itu diartikan Devie Kota Depok kini butuh sosok baru yang penuh dengan gagasan dan mendukung kaum milenial.
"Pemerintah Kota Depok, hingga kini mewakili kelompok tertentu selama kurang lebih 15 tahun. Sehingga, butuh oksigen baru. Masyarakat membutuhkan sosok muda dengan patokan umur 30 - 40 Tahun, karena yang ternyata dilirik adalah kecepatannya dalam mengambil keputusan maupun program," jelasnya.
Survei tersebut juga diakui Devie sama seperti Pilkada serentak tahun lalu, yang memilih Calon Gubernur Jawa Barat. Hasilnya, dinilai reliable dalam merepresentasikan kehendak warga Kota Depok.
"Berdasarkan, penelitian kita survei tahun lalu juga sama pemilihan masyarakat terhadap Partai sangat sedikit hanya mencapai dua persen saja," ujarnya.
Selanjutnya, dirinya berharap hasil penelitian tersebut mampu menjadi acuan oleh Partai Politik di Kota Depok, guna menjawab keresahan dan keinginan masyarakat.
"Survei ini juga, telah digunakan di luar negeri dan itu telah dibuktikan, hasilnya hampir sama seperti di Real Count," jelasnya.
Baca juga: PDIP buka penjaringan bakal cawalkot Depok
Baca juga: Pembangunan tahap kedua alun-alun Depok selesai akhir Desember
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Mereka tidak memperdulikan asal usul pemimpin, namun intinya dia mampu menyelesaikan masalah Kota Depok secara nyata seperti Kriminal, Pendidikan, Sampah. Tidak perduli dia dari kalangan manapun (Partai dan Non Partai), atau bukan orang Depok asli yang terpenting mampu menyelesaikan permasalahan yang ada," kata Pendiri Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati di Depok, Jawa Barat, Jumat.
Survei kualitatif dengan Google form terjaring 2.800 responden. Respons masyarakat terhadap elektabilitas partai sangatlah kecil.
Netijen cerdas akan lebih memilih kinerja daripada partai atau personal namun mereka masih punya selera konvensional untuk tetap mempertahankan preferensi terhadap tokoh muslim dengan gender laki-laki.
Hasil survei juga menyebutkan kepuasan akan birokrasi (Pemerintah) juga terukur hanya dua persen. Dengan kata lain, banyak ketidapuasan masyarakat terhadap pemerintah saat ini, oleh sebab itu diartikan Devie Kota Depok kini butuh sosok baru yang penuh dengan gagasan dan mendukung kaum milenial.
"Pemerintah Kota Depok, hingga kini mewakili kelompok tertentu selama kurang lebih 15 tahun. Sehingga, butuh oksigen baru. Masyarakat membutuhkan sosok muda dengan patokan umur 30 - 40 Tahun, karena yang ternyata dilirik adalah kecepatannya dalam mengambil keputusan maupun program," jelasnya.
Survei tersebut juga diakui Devie sama seperti Pilkada serentak tahun lalu, yang memilih Calon Gubernur Jawa Barat. Hasilnya, dinilai reliable dalam merepresentasikan kehendak warga Kota Depok.
"Berdasarkan, penelitian kita survei tahun lalu juga sama pemilihan masyarakat terhadap Partai sangat sedikit hanya mencapai dua persen saja," ujarnya.
Selanjutnya, dirinya berharap hasil penelitian tersebut mampu menjadi acuan oleh Partai Politik di Kota Depok, guna menjawab keresahan dan keinginan masyarakat.
"Survei ini juga, telah digunakan di luar negeri dan itu telah dibuktikan, hasilnya hampir sama seperti di Real Count," jelasnya.
Baca juga: PDIP buka penjaringan bakal cawalkot Depok
Baca juga: Pembangunan tahap kedua alun-alun Depok selesai akhir Desember
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019