Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan tanpa menetapkan status siaga kekeringan, Provinsi Jawa Barat tetap menyatakan siaga menghadapi kekeringan akibat musim kemarau Tahun 2019.
"Saya belum ada laporan dulu, akan kasih kabar. Kalau definisisi siaga, tanpa status pun sudah siaga (kekeringan)," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu ketika dimintai pendapatnya tentang meluasnya jumlah kabupaten/kota di Jabar yang terdampak kekeringan, di Auditorium Pasca-Sarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa.
Gubernur mengatakan bentuk siaga Pemprov Jawa Barat dalam menghadapi kekeringan pada musim kemarau kali ini ialah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) terkait proyek jangka sedang, seperti pembangunan waduk-waduk.
"Ada negara-negara yang hari ini enggak ada air, seperti Afsel, karena pada saat hujan enggak ditampung. Maka dengan pembangunan penampungan air, seperti waduk, sedang dikebut, termasuk di Citarum yang masih dalam pembebasan lahan. Jangka menengah ada," kata dia.
Upaya lainnya terkait kesiapsiagaan menghadapi kekeringan dilakukan melalui cara jangka pendek, yakni pihaknya sudah melakukan rapat dengan bupati/wali kota terkait penggiliran air sistem irigasi untuk para petani.
"Khusus air bersih, PDAM se-Jabar sudah diinstruksikan untuk proaktif, kalau macet maka truk tangki airnya mendatangi titik-titik kepadatan untuk diberikan kepada masyarakat," kata dia.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 20 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat hingga 5 Agustus 2019 sebelumnya hingga 17 Juli 2019 ada 13 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan terkait musim kemarau di provinsi ini.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu dalam keterangan tertulisnya, Selasa mengatakan ke-20 daerah yang terdampak kekeringan tersebut ialah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bandung Barat.
Kemudian Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut.
Budi mengatakan ada 20.621 hektare lahan pertanian di Jawa Barat terdampak kekeringan dan 166.957 kepala keluarga kekurangan air bersih akibat kekeringan di musim kemarau saat ini.
"Kami juga telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.799.100 liter untuk warga yang kekurangan air bersih," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Saya belum ada laporan dulu, akan kasih kabar. Kalau definisisi siaga, tanpa status pun sudah siaga (kekeringan)," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu ketika dimintai pendapatnya tentang meluasnya jumlah kabupaten/kota di Jabar yang terdampak kekeringan, di Auditorium Pasca-Sarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa.
Gubernur mengatakan bentuk siaga Pemprov Jawa Barat dalam menghadapi kekeringan pada musim kemarau kali ini ialah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) terkait proyek jangka sedang, seperti pembangunan waduk-waduk.
"Ada negara-negara yang hari ini enggak ada air, seperti Afsel, karena pada saat hujan enggak ditampung. Maka dengan pembangunan penampungan air, seperti waduk, sedang dikebut, termasuk di Citarum yang masih dalam pembebasan lahan. Jangka menengah ada," kata dia.
Upaya lainnya terkait kesiapsiagaan menghadapi kekeringan dilakukan melalui cara jangka pendek, yakni pihaknya sudah melakukan rapat dengan bupati/wali kota terkait penggiliran air sistem irigasi untuk para petani.
"Khusus air bersih, PDAM se-Jabar sudah diinstruksikan untuk proaktif, kalau macet maka truk tangki airnya mendatangi titik-titik kepadatan untuk diberikan kepada masyarakat," kata dia.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 20 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat hingga 5 Agustus 2019 sebelumnya hingga 17 Juli 2019 ada 13 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan terkait musim kemarau di provinsi ini.
Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat Budi Budiman Wahyu dalam keterangan tertulisnya, Selasa mengatakan ke-20 daerah yang terdampak kekeringan tersebut ialah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bandung Barat.
Kemudian Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut.
Budi mengatakan ada 20.621 hektare lahan pertanian di Jawa Barat terdampak kekeringan dan 166.957 kepala keluarga kekurangan air bersih akibat kekeringan di musim kemarau saat ini.
"Kami juga telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.799.100 liter untuk warga yang kekurangan air bersih," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019