Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, pada Jumat pukul 15.48 WIB tidak didahului oleh peningkatan kegempaan vulkanik.
"Seperti saat ini, erupsi sebetulnya tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik hanya gempa-gempa hembusan," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Khaerani, kepada wartawan, Jumat.
Oleh karena itu, kata Nia, peristiwa yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu saat ini ditafsirkan olehnya sebagai erupsi freaktif.
"Jadi kalau erupsi freaktif itu dari segi intensitas dia tidak akan membesar, seperti tadi (erupsi) yang terjadi mudah-mudahan tidak akan terjadi yang lebih besar dari kejadian tadi," kata dia.
Baca juga: PVMBG: Tidak terdeteksi material batuan yang terbawa ke permukaan
Nia mengatakan erupsi terakhir Gunung Tangkuban Parahu terjadi pada Februari dan Oktober 2013 dan untuk saat ini statusnya level normal.
"Ya, statusnya level normal karena aktivitas erupsinya cenderung menurun tapi ikuti perkembangan dari kami. Kalau ada perubahan pasti akan kami informasikan," kata dia.
PVMBG juga menyatakan erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, telah menurun.
"Kondisi saat ini, berdasarkan pemantauan visual dari kawah erupsi telah menurun," kata Mia.
Dia mengatakan hembusan masih berlangsung tapi warna hembusan kolomnya sudah berwarna putih yang artinya material yang dikeluarkan hanya didominan gas dan uap air dan tidak terdeteksi adanya batuan yang terbawa ke permukaan.
Selain erupsi yang menurun, kata Mia, kegempaan di Gunung Tangkuban Parahu saat ini juga mengecil yakni amplitudonya menjadi 15 milimeter.
"Kami juga imbau kepada masyarakat dan wisatawan yang mau berkunjung ke Tangkuban Parahu agar ditunda dulu hingga kondisi aman. Rekomendasi dari kami agar tidak berkegiatan radius 2 km dari kawah aktif," kata dia.
Baca juga: Tinggi kolom abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu capai 200 meter
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Seperti saat ini, erupsi sebetulnya tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik hanya gempa-gempa hembusan," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Khaerani, kepada wartawan, Jumat.
Oleh karena itu, kata Nia, peristiwa yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu saat ini ditafsirkan olehnya sebagai erupsi freaktif.
"Jadi kalau erupsi freaktif itu dari segi intensitas dia tidak akan membesar, seperti tadi (erupsi) yang terjadi mudah-mudahan tidak akan terjadi yang lebih besar dari kejadian tadi," kata dia.
Baca juga: PVMBG: Tidak terdeteksi material batuan yang terbawa ke permukaan
Nia mengatakan erupsi terakhir Gunung Tangkuban Parahu terjadi pada Februari dan Oktober 2013 dan untuk saat ini statusnya level normal.
"Ya, statusnya level normal karena aktivitas erupsinya cenderung menurun tapi ikuti perkembangan dari kami. Kalau ada perubahan pasti akan kami informasikan," kata dia.
PVMBG juga menyatakan erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, telah menurun.
"Kondisi saat ini, berdasarkan pemantauan visual dari kawah erupsi telah menurun," kata Mia.
Dia mengatakan hembusan masih berlangsung tapi warna hembusan kolomnya sudah berwarna putih yang artinya material yang dikeluarkan hanya didominan gas dan uap air dan tidak terdeteksi adanya batuan yang terbawa ke permukaan.
Selain erupsi yang menurun, kata Mia, kegempaan di Gunung Tangkuban Parahu saat ini juga mengecil yakni amplitudonya menjadi 15 milimeter.
"Kami juga imbau kepada masyarakat dan wisatawan yang mau berkunjung ke Tangkuban Parahu agar ditunda dulu hingga kondisi aman. Rekomendasi dari kami agar tidak berkegiatan radius 2 km dari kawah aktif," kata dia.
Baca juga: Tinggi kolom abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu capai 200 meter
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019