PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang bergerak di bidang usaha mini market Alfamart memberikan pelatihan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pendapatan bagi sejumlah pelaku usaha warung eceran di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sehingga bisa menjadi sumber penghasilan utama untuk menghidupi kebutuhan ekonomi keluarga.
"Industri ritel saat ini berbasis ke dunia digital, jadi para pemilik warung juga harus beradaptasi dengan kondisi ini agar tidak tertinggal, minimal dengan melibatkan penggunaan aplikasi dalam aktivitas bisnis ritelnya," kata Branch Manager Alfamart, Danny Ferbianto saat pelatihan usaha mikro kecil dan menengah di aula Kodim, Kabupaten Garut, Rabu.
Ia menuturkan, selama ini Alfamart berupaya mendorong pemilik warung untuk mulai mengoptimalkan penggunaan teknologi melalui aplikasi Alfamikro, yakni aplikasi khusus bagi pemilik warung yang tergabung dalam pedagang binaan Alfamart.
Ia menyebutkan, sudah ada puluhan ribu pemilik warung yang menggunakan aplikasi Alfamikro untuk membeli berbagai produk dengan harga yang kompetitif dan pelayanan yang cepat.
"Sekarang total pengusaha yang menggunakan aplikasi Alfamikro di seluruh Indonesia mencapai 46 ribuan, hal itu mengalami peningkatan setiap tahunnya," katanya.
Ia menyampaikan, pelatihan manajemen ritel merupakan salah satu upaya corporate social responsibility yang dijalankan Alfamart sebagai bentuk dorongan pada usaha ritel tradisional.
Alfamart juga, lanjut dia, memiliki program yang berorientasi membantu usaha mikro kecil dan menengah dengan membantu pemenuhan pasokan barang melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA).
Namun upaya meningkatkan usaha warung, kata dia, tidak hanya memanfaatkan teknologi, tetapi harus tertib agar usahanya tidak merugi gara-gara pengelolaan pembukuannya tidak baik.
"Salah satu contoh penyebab kerugian yakni karena tidak ada pencatatan dan pemisahan antara barang yang menjadi modal usaha dengan yang dikonsumsi sendiri," katanya.
Persoalan manajemen warung itu, kata Danny, menjadi perhatian Alfamart sebagai salah satu ritel modern untuk memberikan pelatihan manajemen ritel kepada pelaku usaha warung eceran di Garut.
Selain pembukuan, lanjut dia, harus mengetahui barang yang banyak dibutuhkan konsumen dan secepatnya tersedia setiap barang yang kosong agar tidak kehilangan potensi keuntungan dari penjualan barang tersebut.
"Berdasarkan catatan ini, nanti dapat dilihat produk apa yang nilai penjualannya paling tinggi, dan mana yang tidak, lalu nanti dapat dikembangkan bagaimana cara mengoptimalkan barang-barang yang penjualannya rendah," katanya.
Ia menambahkan, peserta pelatihan juga diberi pemahaman tentang menjaga kebersihan barang dan penataan barang agar mampu menarik minat konsumen dengan harapan mau membelinya.
"Bukan hanya menjaga kebersihan, pemilik warung harus segera mengisi barang yang cepat habis, agar jangan terjadi 'lost sales' atau kehilangan potensi penjualan," katanya.
Baca juga: Tersangka perusakan minimarket di Bogor masih buron
Baca juga: BJB Gandeng Alfamart Perluas Layanan Pembayaran PBB
Baca juga: Ringkus perampok minimarket, Alfamart beri penghargaan ke Polres Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Industri ritel saat ini berbasis ke dunia digital, jadi para pemilik warung juga harus beradaptasi dengan kondisi ini agar tidak tertinggal, minimal dengan melibatkan penggunaan aplikasi dalam aktivitas bisnis ritelnya," kata Branch Manager Alfamart, Danny Ferbianto saat pelatihan usaha mikro kecil dan menengah di aula Kodim, Kabupaten Garut, Rabu.
Ia menuturkan, selama ini Alfamart berupaya mendorong pemilik warung untuk mulai mengoptimalkan penggunaan teknologi melalui aplikasi Alfamikro, yakni aplikasi khusus bagi pemilik warung yang tergabung dalam pedagang binaan Alfamart.
Ia menyebutkan, sudah ada puluhan ribu pemilik warung yang menggunakan aplikasi Alfamikro untuk membeli berbagai produk dengan harga yang kompetitif dan pelayanan yang cepat.
"Sekarang total pengusaha yang menggunakan aplikasi Alfamikro di seluruh Indonesia mencapai 46 ribuan, hal itu mengalami peningkatan setiap tahunnya," katanya.
Ia menyampaikan, pelatihan manajemen ritel merupakan salah satu upaya corporate social responsibility yang dijalankan Alfamart sebagai bentuk dorongan pada usaha ritel tradisional.
Alfamart juga, lanjut dia, memiliki program yang berorientasi membantu usaha mikro kecil dan menengah dengan membantu pemenuhan pasokan barang melalui program Outlet Binaan Alfamart (OBA).
Namun upaya meningkatkan usaha warung, kata dia, tidak hanya memanfaatkan teknologi, tetapi harus tertib agar usahanya tidak merugi gara-gara pengelolaan pembukuannya tidak baik.
"Salah satu contoh penyebab kerugian yakni karena tidak ada pencatatan dan pemisahan antara barang yang menjadi modal usaha dengan yang dikonsumsi sendiri," katanya.
Persoalan manajemen warung itu, kata Danny, menjadi perhatian Alfamart sebagai salah satu ritel modern untuk memberikan pelatihan manajemen ritel kepada pelaku usaha warung eceran di Garut.
Selain pembukuan, lanjut dia, harus mengetahui barang yang banyak dibutuhkan konsumen dan secepatnya tersedia setiap barang yang kosong agar tidak kehilangan potensi keuntungan dari penjualan barang tersebut.
"Berdasarkan catatan ini, nanti dapat dilihat produk apa yang nilai penjualannya paling tinggi, dan mana yang tidak, lalu nanti dapat dikembangkan bagaimana cara mengoptimalkan barang-barang yang penjualannya rendah," katanya.
Ia menambahkan, peserta pelatihan juga diberi pemahaman tentang menjaga kebersihan barang dan penataan barang agar mampu menarik minat konsumen dengan harapan mau membelinya.
"Bukan hanya menjaga kebersihan, pemilik warung harus segera mengisi barang yang cepat habis, agar jangan terjadi 'lost sales' atau kehilangan potensi penjualan," katanya.
Baca juga: Tersangka perusakan minimarket di Bogor masih buron
Baca juga: BJB Gandeng Alfamart Perluas Layanan Pembayaran PBB
Baca juga: Ringkus perampok minimarket, Alfamart beri penghargaan ke Polres Bogor
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019