Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mengeluarkan surat edaran ke masing-masing puskesmas untuk melakukan pencegahan terjadinya penyakit selama musim kemarau yang rentan terjadi seperti Demam Berdarah Dengue, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare.

Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Tresna Gumilar saat dihubungi di Cianjur, Kamis, mengatakan DBD cukup rentan terjadi pada peralihan musim, baik dari kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya.

"DBD yang paling rentan terjadi saat peralihan dari kemarau ke musim hujan. Sehingga kami mengirimkan surat edaran ke masing-masing puskemas untuk dilanjutkan ke warga guna menerapkan pola hidup sehat," katanya.

Untuk mencegah DBD, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran dan imbauan ke setiap puskesmas sejak beberapa waktu lalu, agar petugas dari puskesmas bergerak untuk meneruskan imbauan pada warga, untuk melakukan pencegahan dengan melakukan pola hidup sehat.

"Menjalankan gerakan 3M, menutup, menguras dan mengubur objek-objek yang mendukung siklus hidup dan berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD," katanya.

Sementara Puskesmas Sukaluyu, mendapat laporan adanya enam orang warga positif terkena DBD di Kampung Babakanjati, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukaluyu.

Kepala Puskesmas Sukaluyu, Dr Nurul Hadi, mengatakan pihaknya mendapat laporan dari ketua RW adanya warga kampung tersebut yang terserang DBD dan sudah dirawat di RSUD Cianjur.

"Kami langsung mengecek ke lokasi dan melakukan penyuluhan, namun kami tidak menemukan warga lain yang postif hanya enam orang," katanya.

Saat ini pihaknya tidak hanya melakukan sosialisasi dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan fogging karena hal tersebut bukan cara efektif penangan langsung, namun dengan cara mengimbau warga untuk melakukan antisipasi dan pencegahan.

"Kami cukup heran karena hingga saat ini, belum ada warga yang menjalani perawatan di puskesmas karena DBD,  ternyata langsung dibawa ke RSUD. Kami imbau juga agar warga memeriksakan diri ke puskesmas bukan ke tempat lain," katanya.

Dia menambahkan, pihak puskesmas sejak awal sudah mengantisipasi terhadap penyebaran penyakit DBD, namun tidak disangka masih ada kampung yang belum sepenuhnya memiliki kesadaran.

"Kami selalu antisipasi, tapi hal tersebut di luar dari perkiraan sehingga kami akan terus melakukan sosialisasi pencegahan, termasuk akan memanggil mantri liar yang membuka praktik di wilayah ini," katanya.

Baca juga: Penyakit stroke kini rentan juga diderita usia muda

Baca juga: Penyakit gangguan pencernaan di Jabar capai 5.000 kasus usai Lebaran

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019