Komunitas seniman yang tergabung dalam Himpunan Sastrawan Dramawan Garut melakukan aksi jelajah jalur kereta api dari Stasiun Garut menuju Stasiun Cibatu sebagai bentuk dukungan terhadap program reaktivasi jalur rel kereta api di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Kegiatan ini sebagai bentuk dan cara menyambut akan kehadiran kembali jalur kereta api Cibatu-Garut," kata seorang penggagas kegiatan jelajah jalur rel kereta api, Fachroe di Garut, Minggu.
Ia menuturkan komunitas seniman dari Garut menyambut gembira rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali rel kereta api yang selama ini sejak tahun 1988 tidak berfungsi.
Kegiatan yang diberi nama "Mapay Pijalaneun Kareta Api" atau menelusuri bakal jalan kereta api itu dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 20 km yang menghabiskan waktu sekitar 5 jam dari Stasiun Garut ke Stasiun Cibatu.
"Kami menyaksikan langsung sampai sejauh mana PT KAI dalam menyelesaikan reaktivasi ini, di dalam perjalanan kami berbincang dengan masyarakat yang dilalui tentang akan dijalankannya kembali kereta api Cibatu-Garut," kata Fachroe.
Ia menyampaikan selama perjalanan para peserta jelajah menyempatkan waktu berbincang-bincang dengan masyarakat yang dilewati jalur kereta api tersebut.
Respon masyarakat saat dilintasi penjelajah, kata dia, bermacam-macam, ada yang heran, ada juga menyampaikan dukungan terhadap program reaktivasi jalur rel kereta api Stasiun Garut-Cibatu.
Ia berharap, jalur kereta api tersebut secepatnya terlaksana sehingga menjadi transportasi alternatif masyarakat Garut atau mempermudah pengunjung berwisata ke Garut.
"Dari bincang dengan masyarakat yang ditemui di perjalanan mereka berharap transportasi kereta ini segera dan dapat cepat bermanfaat," katanya.
Ia mengaktifkan kembali jalur kereta api yang sudah puluhan tahun tidak berfungsi itu membutuhkan dukungan dan semangat kebersamaan sehingga dapat terwujud sesuai harapan.
"Kegiatan perjalanan ini untuk memperdalam spirit kebersamaan dalam membangun Garut yang berbudaya," katanya.
Baca juga: DPRD Jabar dorong pembangunan jalur kereta ke Bandara Kertajati
Baca juga: 3 Menteri dan Kepala Bekraf tinjau reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kegiatan ini sebagai bentuk dan cara menyambut akan kehadiran kembali jalur kereta api Cibatu-Garut," kata seorang penggagas kegiatan jelajah jalur rel kereta api, Fachroe di Garut, Minggu.
Ia menuturkan komunitas seniman dari Garut menyambut gembira rencana pemerintah untuk mengaktifkan kembali rel kereta api yang selama ini sejak tahun 1988 tidak berfungsi.
Kegiatan yang diberi nama "Mapay Pijalaneun Kareta Api" atau menelusuri bakal jalan kereta api itu dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 20 km yang menghabiskan waktu sekitar 5 jam dari Stasiun Garut ke Stasiun Cibatu.
"Kami menyaksikan langsung sampai sejauh mana PT KAI dalam menyelesaikan reaktivasi ini, di dalam perjalanan kami berbincang dengan masyarakat yang dilalui tentang akan dijalankannya kembali kereta api Cibatu-Garut," kata Fachroe.
Ia menyampaikan selama perjalanan para peserta jelajah menyempatkan waktu berbincang-bincang dengan masyarakat yang dilewati jalur kereta api tersebut.
Respon masyarakat saat dilintasi penjelajah, kata dia, bermacam-macam, ada yang heran, ada juga menyampaikan dukungan terhadap program reaktivasi jalur rel kereta api Stasiun Garut-Cibatu.
Ia berharap, jalur kereta api tersebut secepatnya terlaksana sehingga menjadi transportasi alternatif masyarakat Garut atau mempermudah pengunjung berwisata ke Garut.
"Dari bincang dengan masyarakat yang ditemui di perjalanan mereka berharap transportasi kereta ini segera dan dapat cepat bermanfaat," katanya.
Ia mengaktifkan kembali jalur kereta api yang sudah puluhan tahun tidak berfungsi itu membutuhkan dukungan dan semangat kebersamaan sehingga dapat terwujud sesuai harapan.
"Kegiatan perjalanan ini untuk memperdalam spirit kebersamaan dalam membangun Garut yang berbudaya," katanya.
Baca juga: DPRD Jabar dorong pembangunan jalur kereta ke Bandara Kertajati
Baca juga: 3 Menteri dan Kepala Bekraf tinjau reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019