Salah satu perusahaan penerbangan AirAsia akan bertransformasi menjadi perusahaan aplikasi berbasis teknologi finansial (financial technology) sebagai inovasi korporasi.
"Nantinya bisnis penerbangan sendiri hanya akan menjadi salah satu usaha yang dijalankan oleh Air Asia Group, ini bentuk inovasi yang sedang dikembangkan," kata Group Head Communication AirAsia Audrey Progastama Petriny di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.
Untuk menjadi perusahaan fintech sendiri, perkembangan hingga saat ini di Indonesia, AirAsia sedang menunggu perizinan dari OJK sebagai pemegang otoritas.
Air Asia akan mengembangkan bisnisnya dalam tiga pembagian sektor utama yaitu pertama lifestyle, dengan mengunggulkan aplikasi AirAsia.com yang akan menawarkan banyak pilihan fitur sesuai kebiasaan konsumen
Kedua bisnis logistik atau kargo, yang masih bisa dimanfaatkan melalu jasa transportasi di 200 pesawat yang dimilikinya.
Ketiga adalah aplikasi fintech sendiri yang bernaung dalam "Big Pay" atau dompet elektronik. Aplikasi tersebut mampu digunakan untuk sistem pembayaran diseluruh ASEAN.
Dengan inovasi yang ditawarkan adalah terjadinya transaksi nilai tukar yang terproses otomatis tanpa harus menuju ke agen penukaran uang.
"Charge kami dibandingkan dengan memakai kartu kredit atau ke agen penukaran uang bisa dipastikan akan lebih rendah, itu keunggulannya nanti," kata Audrey.
Namun saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap pengembangan, dan Indonesia saat ini masih sebesar 10 persen pengguna aplikasi AirAsia.
Baca juga: Bos AirAsia singgung dugaan kartel bisnis penerbangan Indonesia
Baca juga: Pesawat AirAsia jadi yang perdana mendarat di Bandara Kertajati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Nantinya bisnis penerbangan sendiri hanya akan menjadi salah satu usaha yang dijalankan oleh Air Asia Group, ini bentuk inovasi yang sedang dikembangkan," kata Group Head Communication AirAsia Audrey Progastama Petriny di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.
Untuk menjadi perusahaan fintech sendiri, perkembangan hingga saat ini di Indonesia, AirAsia sedang menunggu perizinan dari OJK sebagai pemegang otoritas.
Air Asia akan mengembangkan bisnisnya dalam tiga pembagian sektor utama yaitu pertama lifestyle, dengan mengunggulkan aplikasi AirAsia.com yang akan menawarkan banyak pilihan fitur sesuai kebiasaan konsumen
Kedua bisnis logistik atau kargo, yang masih bisa dimanfaatkan melalu jasa transportasi di 200 pesawat yang dimilikinya.
Ketiga adalah aplikasi fintech sendiri yang bernaung dalam "Big Pay" atau dompet elektronik. Aplikasi tersebut mampu digunakan untuk sistem pembayaran diseluruh ASEAN.
Dengan inovasi yang ditawarkan adalah terjadinya transaksi nilai tukar yang terproses otomatis tanpa harus menuju ke agen penukaran uang.
"Charge kami dibandingkan dengan memakai kartu kredit atau ke agen penukaran uang bisa dipastikan akan lebih rendah, itu keunggulannya nanti," kata Audrey.
Namun saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap pengembangan, dan Indonesia saat ini masih sebesar 10 persen pengguna aplikasi AirAsia.
Baca juga: Bos AirAsia singgung dugaan kartel bisnis penerbangan Indonesia
Baca juga: Pesawat AirAsia jadi yang perdana mendarat di Bandara Kertajati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019