Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menggelar Seminar Komunikasi Antar Budaya Asia Tenggara dan Asia Barat dalam upaya melahirkan pencerahan bidang budaya dan akademik.
“Kegiatan seminar bertujuan melahirkan pencerahan khususnya bidang kebudayaan dan akdemik, sehingga dapat dilakukan kerja sama bidang akademik, terutama terkait dengan pertukaran mahasiswa Aceh dengan Iran,” kata Ketua panitia, Dr. Abdul Rani Usman di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan seminar komunikasi antar budaya Asia Tenggara dan Asia Barat yang dibuka Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr Gunawan Adnan juga dapat melahirkan penelitian bersama berkaitan dengan sejarah, kebudayaan dan teknologi masa kini.
Seminar tersebut turut menghadirkan pembicara utama Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Prof Abdul Majid Hakimelahi, serta sejumlah pemateri lainnya, yaitu guru besar UIN Ar-Raniry, Prof Yusny Saby dan Prof Alyasa’ Abubakar, Fauzan Santa dari praktisi film Aceh, Muhammad Iqbal dari KADIN Aceh dan Mr. Muhammad Hasan Tavakkoli (Atase Ekonomi Kedubes Iran).
Abdul Rani juga berharap kepada pemerintah Iran untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak Aceh di masa mendatang, serta beberapa hal lain dapat dilakukan bersama seperti penulisan buku, penelitian dan workshop.
“Fokus dari kegiatan tersebut adalah dalam rangkan menjalin kerja sama bidang akademik yang berkaitan dengan pengiriman mahasiswa ke berbagai kampus di Iran, pendekatan yang dilakukan khususnya dengan pendekatan budaya, ini telah berlangsung sejak setahun yang lalu,” jelas dia.
Direktur ICC, Prof Abdul Majid Hakimelahi menyebutkan telah mempelajari dan mengkaji tentang sejarah peradaban dan budaya Indonesia serta tentang Pancasila dan secara berkesinambungan kecintaannya terhadap nusantara dan Indonesia semakin bertambah.
“Saya lebih dari 50 negara yang saya kunjungi pada berbagai konferensi di dunia, tapi perasaan dan kekeluargaan yang saya dapatkan di Indonesia tidak saya dapatkan di tempat lain, saya rasa masyarakat Indonesia harus menghargai sifat kekeluargaan tersebut,” terangnya.
Dr. Abdul Majid menambahkan, bahwa ia menemukan bahwa orang Indonesia, akhlak dan moralnya sangat santun, budaya masyarakat Indonesia yang saling menghargai harus dirawat dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
“Kegiatan seminar bertujuan melahirkan pencerahan khususnya bidang kebudayaan dan akdemik, sehingga dapat dilakukan kerja sama bidang akademik, terutama terkait dengan pertukaran mahasiswa Aceh dengan Iran,” kata Ketua panitia, Dr. Abdul Rani Usman di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan seminar komunikasi antar budaya Asia Tenggara dan Asia Barat yang dibuka Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr Gunawan Adnan juga dapat melahirkan penelitian bersama berkaitan dengan sejarah, kebudayaan dan teknologi masa kini.
Seminar tersebut turut menghadirkan pembicara utama Direktur Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta. Prof Abdul Majid Hakimelahi, serta sejumlah pemateri lainnya, yaitu guru besar UIN Ar-Raniry, Prof Yusny Saby dan Prof Alyasa’ Abubakar, Fauzan Santa dari praktisi film Aceh, Muhammad Iqbal dari KADIN Aceh dan Mr. Muhammad Hasan Tavakkoli (Atase Ekonomi Kedubes Iran).
Abdul Rani juga berharap kepada pemerintah Iran untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak Aceh di masa mendatang, serta beberapa hal lain dapat dilakukan bersama seperti penulisan buku, penelitian dan workshop.
“Fokus dari kegiatan tersebut adalah dalam rangkan menjalin kerja sama bidang akademik yang berkaitan dengan pengiriman mahasiswa ke berbagai kampus di Iran, pendekatan yang dilakukan khususnya dengan pendekatan budaya, ini telah berlangsung sejak setahun yang lalu,” jelas dia.
Direktur ICC, Prof Abdul Majid Hakimelahi menyebutkan telah mempelajari dan mengkaji tentang sejarah peradaban dan budaya Indonesia serta tentang Pancasila dan secara berkesinambungan kecintaannya terhadap nusantara dan Indonesia semakin bertambah.
“Saya lebih dari 50 negara yang saya kunjungi pada berbagai konferensi di dunia, tapi perasaan dan kekeluargaan yang saya dapatkan di Indonesia tidak saya dapatkan di tempat lain, saya rasa masyarakat Indonesia harus menghargai sifat kekeluargaan tersebut,” terangnya.
Dr. Abdul Majid menambahkan, bahwa ia menemukan bahwa orang Indonesia, akhlak dan moralnya sangat santun, budaya masyarakat Indonesia yang saling menghargai harus dirawat dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019