Sekitar seribuan ton garam milik petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sampai saat ini belum laku dijual, dikarenakan harga murah dan masih banyak yang ditumpuk di gudang.
"Para tengkulak tidak mau membeli garam petani, kemungkinan karena miliknya saja masih banyak yang belum terjual," kata petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon Toto di Cirebon, Rabu.
Toto mengatakan ribuan ton garam yang belum laku dijual tersebut, merupakan garam hasil panen tahun lalu yang masih disimpan di gudang.
Dia melanjutkan garam yang belum laku dijual di wilayahnya, mencapai ribuan ton, hal itu dikarenakan, setiap petani masing-masing masih memiliki simpanan sebanyak 20-50 ton garam.
" Begitu juga garam milik tengkulak yang hampir setiap tengkulak masih memiliki ratusan ton garam," tuturnya.
Sementara petani lain Warpin mengaku masih sulit untuk menjual garam, di mana pada panen tahun lalu saja ada sekitar 30 ton yang masih disimpan.
"Sampai saya kembali memanen garam, hasil garam tahun lalu masih saja belum laku terjual. Karena memang susah sekali menjual garam saat ini," katanya.
Namun dia mengaku tidak mengetahui secara pasti, penyebab sulitnya menjual garam dan dia khawatir, hal ini dikarenakan masuknya garam impor ke Indonesia.
"Oleh karena itu kami berharap pemerintah untuk lebih bijak dalam membuka kran impor garam," tuturnya.
Baca juga: Petani garam Cirebon inginkan harga menguntungkan
Baca juga: Harga Garam di Cirebon anjlok
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Para tengkulak tidak mau membeli garam petani, kemungkinan karena miliknya saja masih banyak yang belum terjual," kata petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon Toto di Cirebon, Rabu.
Toto mengatakan ribuan ton garam yang belum laku dijual tersebut, merupakan garam hasil panen tahun lalu yang masih disimpan di gudang.
Dia melanjutkan garam yang belum laku dijual di wilayahnya, mencapai ribuan ton, hal itu dikarenakan, setiap petani masing-masing masih memiliki simpanan sebanyak 20-50 ton garam.
" Begitu juga garam milik tengkulak yang hampir setiap tengkulak masih memiliki ratusan ton garam," tuturnya.
Sementara petani lain Warpin mengaku masih sulit untuk menjual garam, di mana pada panen tahun lalu saja ada sekitar 30 ton yang masih disimpan.
"Sampai saya kembali memanen garam, hasil garam tahun lalu masih saja belum laku terjual. Karena memang susah sekali menjual garam saat ini," katanya.
Namun dia mengaku tidak mengetahui secara pasti, penyebab sulitnya menjual garam dan dia khawatir, hal ini dikarenakan masuknya garam impor ke Indonesia.
"Oleh karena itu kami berharap pemerintah untuk lebih bijak dalam membuka kran impor garam," tuturnya.
Baca juga: Petani garam Cirebon inginkan harga menguntungkan
Baca juga: Harga Garam di Cirebon anjlok
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019