Jakarta (ANTARA) - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak melemah pada perdagangan Jumat, dengan sentimen utama berasal dari tingkat global.
Sentimen utama masih akan berasal dari ketegangan konflik antara Iran dan Israel di Timur Tengah, yang mana pelaku pasar mencermati sikap dari negara- negara lain terhadap konflik itu.
"Ketidakpastian merupakan musuh terbesar bagi pasar. Karenanya selama dua pekan ke depan, IHSG masih akan memiliki keraguan untuk menguat, dimana pasar obligasi akan mendampingi kegundahan itu meskipun penurunan harga obligasi akan jauh lebih terbatas karena memiliki risiko yang jauh lebih rendah. Ruang penguatan terbuka, namun mungkin tipis setidaknya hingga ketidakpastian berkurang," ujar Nico di Jakarta, Jumat.
Dari Amerika Serikat (AS), Presiden AS Donald Trump memutuskan apakah akan menyerang Iran atau tidak, yang membuat potensi eskalasi perang berpotensi meningkat dalam waktu dua pekan mendatang.
Trump memiliki target untuk menghentikan pengayaan uranium Iran dan mencegah negara itu memperoleh senjata nuklir, namun apabila Iran memberikan ruang untuk melakukan diplomasi, Trump akan memanfaatkannya untuk melakukan negosiasi.
Beberapa pejabat senior AS mengatakan bahwa AS telah bersiap untuk menghadapi kemungkinan serangan terhadap Iran, yang artinya potensi AS membantu tetap ada, dan akan menjadi perang bereskalasi tinggi apabila Iran juga ikut menyerang AS.
Dari kawasan Eropa, pemerintahan Eropa mengusulkan untuk melakukan diplomasi, yang mana Perdana Menteri Inggris Keir Starmer meminta Trump melakukan hal yang sama mengenai perundingan.
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy bersama Menteri Luar Negeri Prancis dan Jerman berencana untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi untuk melakukan pembicaraan di Jenewa, Swiss.
Dari kawasan Asia, Penasihat Anwar Gargash, penasihat diplomatik Presiden Uni Emirat Arab Muhammad Bin Zayed Al Nahyan meminta diadakannya diplomasi.
Apabila melihat Iran, Ali Khaemeni merupakan salah satu Pemimpin Tertinggi Iran saat ini yang memegang posisi tertinggi dalam hierarki politik dan keagamaan Iran sejak tahun 1989.
Beberapa kekuasaannya seperti: mengontrol militer, menunjuk kepala lembaga penting, memiliki veto atas kebijakan pemerintah bahkan dapat memecat presiden apabila diperlukan, hingga menetapkan arah kebijakan luar negeri dan nuklir Iran.