Pengelolaan PLTMH diserahkan kepada warga setempat yang tergabung dalam satu koperasi. Awalnya berstatus lembaga pengelola, koperasi resmi dibentuk pada 2008. Setelah Dusun Tangsi Jaya memiliki PLTMH, jaringan listrik milik PLN masuk ke dusun itu. Kendati demikian, mayoritas warga memilih tetap menggunakan aliran listrik dari PLTMH.
Sekretaris Koperasi Rimba Lestari Toto Sutanto saat berbincang dengan ANTARA mengatakan sebanyak 80 dari hampir 100 rumah yang berada di Dusun Tangsi Jaya lebih memilih menggunakan listrik PLTMH karena lebih murah dan stabil. Sementara sisanya menggunakan listrik dari PLN maupun memakai keduanya.
Dari sisi harga, listrik dari PLTMH lebih murah, yakni hanya Rp25 ribu per bulan, dibandingkan iuran listrik PLN yang mencapai Rp50 ribu per bulan.
Selain memberikan manfaat bagi masyarakat, keberadaan PLTMH juga menjadi berkah bagi kelestarian alam di Dusun Tangsi Jaya. Dusun yang dikelilingi perbukitan itu, masih memiliki hutan yang lebat dan alami. Jejeran bukit yang gagah berdiri ditambah hutan yang masih asri menjadi nilai keindahan tersendiri bagi dusun itu.
Operasional PLTMH yang membutuhkan aliran air yang stabil membuat warga sekitar enggan untuk merusak hutan di sekitar dusun, karena jika hutan dibabat habis, maka akan berpengaruh terhadap aliran sungai yang menjadi sumber tenaga dari PLTMH.
Kelestarian hutan di Dusun Tangsi Jaya yang terjaga berperan dalam menjaga aliran air Sungai Ciputri untuk tenaga PLTMH. Terbukti, pembangkit listrik ramah lingkungan tersebut tetap mampu memasok listrik bagi warga, bahkan pada musim kemarau sekalipun.
Aliran Sungai Ciputri yang cukup untuk memberikan pasokan listrik secara andal membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membangun PLTMH kedua di Dusun Tangsi Jaya.
Dijadwalkan dibangun pada Februari 2024, unit PLTMH baru itu memiliki head setinggi 12 meter dan dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas 30 kilowatt.
Dari aliran Sungai Ciputri, Dusun Tangsi Jaya di Bandung Barat swasembada energi
Minggu, 28 Januari 2024 17:00 WIB