Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan bahwa produk ventilator karya anak bangsa, Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 jenis Continuous Positive Airways Pressure, mendapat sertifikat internasional.
"Ini merupakan momen bersejarah, karena sebelum pandemi COVID-19 melanda Indonesia tidak pernah produksi ventilator secara mandiri. Kami harap inovasi ini tidak sampai pada kebutuhan darurat selama pandemi tetapi terus berlanjut ke industri. Ini merupakan bentuk hilirisasi di tengah pandemi," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Rabu.
Portable Ventilator Vent-I Essential 3.5 jenis Continuous Positive Airways Pressure merupakan hasil kolaborasi antara PT Panasonic Healthcare Indonesia (PHCI) dengan anak usaha Institut Teknologi Bandung PT Rekacipta Inovasi ITB yang didukung oleh PT Layani Nahdlatul Utama.
Produk ventilator varian terbaru dari Vent-I tersebut telah memenuhi standar internasional alat kesehatan International Electronical Commission (IEC 60601), standar persyaratan ventilator (IEC80601), serta standar kompatibilitas elektro magnetik EN55011-CISPR 11.
Direktur PT Panasonic Healthcare Indonesia Dewanto Hari Sulaksono mengatakan produk ventilator rancangan ITB yang disempurnakan dan diproduksi oleh PHCI itu memiliki akurasi kinerja dan efikasi tinggi.
"Alat ini efektif dan banyak dibutuhkan dalam kondisi darurat untuk menangani pasien COVID-19 fase 2 yaitu pasien yang masih bisa bernafas secara mandiri namun saturasi oksigennya rendah," katanya.
Bambang berharap pengembangan produk ventilator di dalam negeri selanjutnya mampu mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Wakil Ketua DPR RI Rahmat Gobel berharap kehadiran Vent-I Indonesia diikuti oleh kemunculan produk-produk anak bangsa lainnya melalui kolaborasi dunia akademi dengan pelaku dunia usaha.
Dia meminta pemerintah mendukung pengembangan produk-produk karya anak bangsa dengan memprioritaskan pembelian produk lokal dalam penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya harap kerja sama seperti ini terus bergulir untuk melahirkan berbagai produk agar pasar dalam negeri kita tidak terus tergerus oleh produk impor. Jangan sampai anggaran pemerintah sebagian besar digunakan untuk membeli produk impor," katanya.
Baca juga: Menristek: Vent-I hilirisasi inovasi di tengah pandemi corona
Baca juga: Ventilator PHC Indonesia produk lokal berstandar internasional