Garut, 10/3 (ANTARA) - Produk asli batik tulis Garutan, diikutsertakan sebagai pakaian defile peringatan hari jadi ke-198 Garut pada 17 Maret mendatang, dengan peserta perwakilan dari setiap satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) Pemkab/Setda setempat.
Defile pakaian batik tersebut, antara lain dimasudkan meningkatkan sosialisasi dan promosi salah satu produk unggulan Garut, yang sempat diperkenalkan kepada seluruh delegasi peringatan Konfrensi Asia Afrika (KAA) di Bandung beberapa tahun lalu, ungkap Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Desa Setda setempat, Abdurachman, Rabu.
Meski setiap Kamis, seluruh pegawai Pemkab dan setda Garut, juga mengenakan pakaian batik Garutan, sebagai upaya memotivasi masyarakat untuk tetap mencintai produk asal daerahnya.
Produk asli batik tulis Garutan, memiliki puluhan motif terkenal, yang corak, desain serta ritmenya kerap dipakai banyak kalangan petinggi nasional maupun internasional.
Salah seorang perajin batik tulis asli Garutan, Agus S. Natawidjaya, SE mengatakan, jenis batik etnis ini merupakan salah-satu dari tiga batik tradisional di provinsi Jawa Barat, bahkan satu-satunya di wilayah Priangan, yang telah tumbuh dan berkembang menyesuaikan diri dengan kondisi kekinian.
Sedangkan motifnya antara lain, patah tebu, ubin calung, sidomukti kopi tutung, lereng sintung, sidomukti papatong, lereng leor, sidomukti sawat, kumeli, dapris, surutu, batu, cupat manggu, lereng doktor, lereng siki bonteng, lereng kipas, bilik, keris apel, lereng beton, carang ayakan, serta lereng kangkung.
Selain itu, juga terdapat motif tanjung anom, melati, lereng eneng, jambu mede, lereng suliga, lereng sepatu, suliga kembang dan motif suliga gajah.
Agus S. Natawidjaya mengemukakan pula, salah satu ciri khas batik tulis asli Garutan, dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya, batik tulis Garutan memiliki warna ungu, biru dan coklat, ungkapnya.
Sedangkan harga kainnya mencapai ratusan ribu rupiah untuk ukuran bagi pakaian kemeja berlengan panjang, selain itu tersedia pula batik garutan produk printing yang harganya lebih murah.
Selama ini kerap ditampilkan pada berbagai agenda pameran nasional dan internasional, termasuk pada peringatan Konfrensi Asia Afrika di gedung Merdeka Bandung, sehingga banyak diminati kalangan diplomat dari negara-negara se Asia - Afrika.
John D Hidayat